HR TRITUNGGAL MAHAKUDUS: Ams 8:22-31; Rm 5:1-5; Yoh 16:12-15
" Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku
berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari
pada-Ku."
Setiap orang Katolik atau Kristen berdoa pada umumnya diawali dengan
berkata "Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus", dan bagi orang
Katolik serentak menepuk dahi/otak, dada/hati dan
bahu/kekuatan/tenaga. Doa juga mengawali dan mengakhiri suatu
kegiatan, acara atau pekerjaan, dengan kata lain ada dambaan atau
harapan agar apa yang akan dilakukan maupun dikatakan senantiasa atas
nama Allah alias sesuai dengan kehendak dan perintah Allah. Orang lain
yang tidak mengimani Tritunggal biasanya menuduh orang Katolik maupun
Kristen memiliki 'tiga Allah' alias tidak monotheis. Saya pribadi
ketika masih belajar di sekolah rakyat (sekolah dasar untuk saat ini)
dalam perjalanan menuju ke sekolah sering beriringan dengan anak-anak
yang belajar di sekolah rakyat Muhamadiyah dan saya di sekolah
katolik, hampir tiap hari diejek oleh mereka, antara lain kata-kata
yang muncul dari mulut mereka, dalam bahasa Jawa, adalah 'katolik yen
mati dadi babi"(=katolik kalau mati berubah menjadi babi), 'Konjuk ing
asma dalem hyang romo, hyang putro, hyang suci, yang-yangan, yangmu
dewe' (=Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, pacaran, pacarmu
sendiri). Ejekan atau pelecehan itu saat ini saya terima kasihi dan
syukuri, karena semuanya itulah yang menggembleng atau membina saya
sehingga saya setia sebagai murid Yesus Kristus, bahkan akhirnya
terpanggil menjadi imam/pastor. Tritunggal Mahakudus merupakan suatu
misteri, hanya dapat diimani dan tak dapat dimengerti secara tuntas
oleh akal budi kita yang serba terbatas, maka meskipun kita tak
mungkin mengerti dengan tuntas marilah kita tetap beriman kepadaNya.
"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu
belum dapat menanggungnya.Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia
tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.Ia akan memuliakan Aku,
sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari
pada-Ku.Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu
Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari
pada-Ku." (Yoh 16:12-15)
"Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran", inilah
kiranya yang baik kita renungkan atau refleksikan. Para pakar
pengetahuan terus-menerus belajar serta meneliti aneka misteri
kehidupan di alam raya ini dengan dan melalui aneka sarana-prasarana
yang canggih. Ada penemuan kebenaran baru yang ditemukan, meskipun
demikian masih tetap banyak misteri kehidupan yang belum
tersingkapkan. Semakin belajar dan semakin meneliti lebih mendalam
berarti semakin menyadari dan menghayati bahwa semakin banyak misteri
yang belum atau tak tersingkapkan. Secara konkret hal ini kiranya
dapat kita lihat bahwa seorang pakar ilmu (professor) fisika tak akan
berani mengajar psikologi, dan sebaliknya pakar ilmu psikologi tak
akan berani mengajar fisika dst.. Semakin cerdas dan belajar berarti
semakin menghayati keterbatasan dirinya, itulah kebenaran.
"Bulir padi semakin berisi maka batang padi akan menunduk, sedangkan
ketika bulir padi tak berisi maka batang padi menengadah ke atas".
Orang semakin suci pada umumnya juga semakin menyadari dan menghayati
kelemahan dan kerapuhan atau semakin banyak dosa-dosanya. Dengan kata
lain semakin orang berusaha menjadi semakin suci alias mengusahakan
kebenaran sejati sebagaimana dianugerahkan oleh Allah, semakin merasa
tak mampu memahami kebenaran sejati tersebut. Maka baiklah kami
mengajak dan mengingatkan kita semua, umat beriman atau beragama,
untuk saling membuka diri satu sama lain maupun membuka diri
sepenuhnya atas bisikan Roh Kudus yang membantu kita untuk
mengusahakan kebenaran sejati.
Kita semua juga diharapkan berusaha menjadi peka terhadap tanda-tanda
zaman, sehingga sedikit banyak kita mampu mengantisipasi apa yang akan
terjadi di masa depan. Untuk itu hendaknya kita setiap hari rajin
mengadakan refleksi, mawas diri atau pemeriksaan batin, guna mengenali
gerakan-gerakan Roh Kudus yang lembut dalam hati, pikiran dan perasaan
kita. Roh Kudus dianugerahkan kepada siapapun yang berkehendak baik,
dan bisikan Roh Kudus antara lain memang dapat menggejala dalam
kehendak baik. Maka marilah kita sinerjikan kehendak baik kita
sehingga terjadilah kesatuan dan kebersamaan antar kita. Beriman
kepada Tritunggal Mahakudus berarti hidup dalam dan oleh cintakasih,
karena cintakasih lah yang mengikat kesatuan Tritunggal Mahakudus.
Jika kita hidup dan bertindak saling mengasihi maka kita akan
mengimani Allah Tritunggal Mahakudus.
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia
kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di
dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam
pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.Dan bukan hanya itu saja.
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu,
bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan
tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Rm 5:1-5)
Beriman memang berarti berani 'bermegah juga dalam kesengsaraan',
"karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan
pengharapan". Kesengsaraan atau penderitaan yang lahir dari kesetiaan
hidup beriman memang merupakan jalan menuju ke pengharapan sejati, dan
untuk itu orang harus tetap tekun dan tahan uji dalam kesengsaraan
atau penderitaan. "Tekun adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan
kesungguhan yang penuh daya tahan dan terus-menerus serta tetap
semangat dalam melakukan sesuatu. Ini diwujudkan dalam perilaku yang
mempunyai semangat tinggi dan berkesinambungan serta tidak kendor atau
putus asa bila terdapat hambatan-hambatan, dan tanpa harus ada
dorongan-dorongan dari luar.Perilaku ini diwujudkan dalam hubungannya
dengan diri sendiri " (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman
Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997 , hal 27-28)
Orang-orang sukses di dunia ini adalah orang yang sungguh menghayati
pesan Paulus kepada umat di Korintus di atas. Kami berharap anak-anak
sedini mungkin dididik dan dibiasakan dalam hal ketekunan dan tahan
uji di dalam keluarga, dan tentu saja teladan orangtua atau bapak-ibu
sungguh perlu dan dibutuhkan. Maka hendaknya entah bapak atau ibu
apapun pekerjaan atau tugasnya sungguh dihayati dengan tekun dan tahan
uji, tentu saja kami juga berharap tekun dan tahan uji dalam menjadi
saksi iman. Kepada para guru atau pendidik di sekolah-sekolah kami
harapkan memperhatikan keutamaan tekun dan tahan uji dalam diri
peserta didik atau murid-murid. Untuk itu marilah kita hayati motto
yang dicanangkan oleh UNESCO dalam memasuki Millennium Ketiga ini,
yaitu : learning to be, learning to learn, learning to do, learning to
live together.
"Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang
yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?
Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau
telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya
dengan kemuliaan dan hormat.Engkau membuat dia berkuasa atas buatan
tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:kambing
domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di
padang;burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang
melintasi arus lautan" (Mzm 8:4-9)
Ign 26 Mei 2013
0 komentar:
Posting Komentar