"Segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
(Sir 17:24-29; Mrk 10:17-27)
" Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya,
datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di
hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan
Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan
berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan
mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang
itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata
kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang
kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau
akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah
Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan
sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di
sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang
yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya
tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi:
"Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih
mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk
ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang
kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak
mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah
mungkin bagi Allah." (Mrk 10:17-27), demikian kutipan Warta Gembira
hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Untuk 'masuk ke dalam Kerajaan Allah' alias senantiasa hidup dan
bertindak sesuai dengan kehendak Allah atau dikuasai dan dirajai oleh
Allah, orang harus meninggalkan segala sesuatu yang dimiliki atau
dikuasai pada saat ini. Kiranya tak mungkin bagi kita semua hal itu
kita hayati secara harafiah, kecuali oleh para rahib atau petapa. Bagi
kita semua umat beriman berarti hal itu dapat kita wujudkan dengan
menempatkan atau memfungsikan segala sesuatu yang kita miliki dan
kuasai pada saat ini sebagai sarana atau jalan untuk memuji,
memuliakan, menghormati dan mengabdi Allah, dengan kata lain semakin
kaya akan harta benda atau uang, pangkat, kedudukan atau jabatan atau
fungsi berarti semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah,
semakin beriman atau semakin suci. "Pergilah, juallah apa yang
kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau
akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah
Aku." , demikian sabda atau pesan Yesus kepada orang yang menanyakan
kepadaNya perihal cara memperoleh hidup kekal. Sabda ini kiranya
mengajak dan memanggil kita semua untuk senantiasa memperhatikan
orang-orang miskin dan berkekurangan secara memadai, menghayati salah
satu motto hidup beriman, yaitu 'preferential option for/with the
poor'. Dalam hidup dan tugas pekerjaan ada kemungkinan kita harus
mengadapi tugas atau pekerjaan berat, sarat dengan tantangan, masalah
dan hambatan; hadapi dan selesaikan semuanya itu bersama dengan Allah
atau dalam Allah pasti akan sukses atau berhasil. Maka jangan takut
mengemban tugas dan pekerjaan seberat dan sebesar apapun.
· "Untuk orang yang menyesalpun Tuhan membuka jalan kembali, dan
orang yang kehilangan ketabahan hati dilipur oleh-Nya. Berpalinglah
kepada Tuhan dan lepaskanlah dosa, berdoalah di hadapan-Nya dan
berhentilah menghina.Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan
berpalinglah dari yang durjana, dan hendaklah sangat benci kepada
kekejian" (Sir 17:24-26). Kita semua diingatkan untuk senantiasa
berpaling kepada Tuhan, melepaskan segala dosa, kebenciaan dan
kedurjanaan. Marilah kita arahkan hati, jiwa, akal budi/pikiran kita
kepada Tuhan, sehingga kita senantiasa mau tak mau pasti akan hidup
dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Mungkin pertama-tama yang
kelihatan dan dapat kita lakukan adalah dalam hal pikiran. Begitu
terbangun dari tidur di pagi hari hendaknya pikiran diarahkan kepada
Tuhan, karena apa yang akan kita katakana dan lakukan pada umumnya apa
yang kita pikirkan, maka pikirkan senantiasa apa yang baik, bemoral
dan berbudi pekerti luhur, jangan pernah berpikiran jahat atau jelek
sedikitpun atau sekecil apapun. Melihat dan menghadapi segala sesuatu
hendaknya kita juga senantiasa berpikiran baik alias senantiasa
berusaha menemukan karya Roh Kudus dalam segala sesuatu. Percayalah
bahwa semua orang juga berkehendak baik, apalagi ciptaan-ciptaan
lainnya seperti binatang dan tanaman, yang dalam mengkonsumsi makanan
atau minuman sesuai dengan kebutuhan, tidak serakah, sesuai dengan doa
bapa kami "berilah kami rezeki hari ini secukupnya"
"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena
dosaku. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,
selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar
terjadi, itu tidak melandanya.Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap
kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku
luput dan bersorak" (Mzm 32:5-7)
Ign 27 Mei 2013
(Sir 17:24-29; Mrk 10:17-27)
" Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya,
datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di
hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan
Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan
berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan
mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang
itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata
kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang
kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau
akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah
Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan
sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di
sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang
yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya
tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi:
"Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih
mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk
ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang
kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak
mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah
mungkin bagi Allah." (Mrk 10:17-27), demikian kutipan Warta Gembira
hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Untuk 'masuk ke dalam Kerajaan Allah' alias senantiasa hidup dan
bertindak sesuai dengan kehendak Allah atau dikuasai dan dirajai oleh
Allah, orang harus meninggalkan segala sesuatu yang dimiliki atau
dikuasai pada saat ini. Kiranya tak mungkin bagi kita semua hal itu
kita hayati secara harafiah, kecuali oleh para rahib atau petapa. Bagi
kita semua umat beriman berarti hal itu dapat kita wujudkan dengan
menempatkan atau memfungsikan segala sesuatu yang kita miliki dan
kuasai pada saat ini sebagai sarana atau jalan untuk memuji,
memuliakan, menghormati dan mengabdi Allah, dengan kata lain semakin
kaya akan harta benda atau uang, pangkat, kedudukan atau jabatan atau
fungsi berarti semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah,
semakin beriman atau semakin suci. "Pergilah, juallah apa yang
kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau
akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah
Aku." , demikian sabda atau pesan Yesus kepada orang yang menanyakan
kepadaNya perihal cara memperoleh hidup kekal. Sabda ini kiranya
mengajak dan memanggil kita semua untuk senantiasa memperhatikan
orang-orang miskin dan berkekurangan secara memadai, menghayati salah
satu motto hidup beriman, yaitu 'preferential option for/with the
poor'. Dalam hidup dan tugas pekerjaan ada kemungkinan kita harus
mengadapi tugas atau pekerjaan berat, sarat dengan tantangan, masalah
dan hambatan; hadapi dan selesaikan semuanya itu bersama dengan Allah
atau dalam Allah pasti akan sukses atau berhasil. Maka jangan takut
mengemban tugas dan pekerjaan seberat dan sebesar apapun.
· "Untuk orang yang menyesalpun Tuhan membuka jalan kembali, dan
orang yang kehilangan ketabahan hati dilipur oleh-Nya. Berpalinglah
kepada Tuhan dan lepaskanlah dosa, berdoalah di hadapan-Nya dan
berhentilah menghina.Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan
berpalinglah dari yang durjana, dan hendaklah sangat benci kepada
kekejian" (Sir 17:24-26). Kita semua diingatkan untuk senantiasa
berpaling kepada Tuhan, melepaskan segala dosa, kebenciaan dan
kedurjanaan. Marilah kita arahkan hati, jiwa, akal budi/pikiran kita
kepada Tuhan, sehingga kita senantiasa mau tak mau pasti akan hidup
dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Mungkin pertama-tama yang
kelihatan dan dapat kita lakukan adalah dalam hal pikiran. Begitu
terbangun dari tidur di pagi hari hendaknya pikiran diarahkan kepada
Tuhan, karena apa yang akan kita katakana dan lakukan pada umumnya apa
yang kita pikirkan, maka pikirkan senantiasa apa yang baik, bemoral
dan berbudi pekerti luhur, jangan pernah berpikiran jahat atau jelek
sedikitpun atau sekecil apapun. Melihat dan menghadapi segala sesuatu
hendaknya kita juga senantiasa berpikiran baik alias senantiasa
berusaha menemukan karya Roh Kudus dalam segala sesuatu. Percayalah
bahwa semua orang juga berkehendak baik, apalagi ciptaan-ciptaan
lainnya seperti binatang dan tanaman, yang dalam mengkonsumsi makanan
atau minuman sesuai dengan kebutuhan, tidak serakah, sesuai dengan doa
bapa kami "berilah kami rezeki hari ini secukupnya"
"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena
dosaku. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,
selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar
terjadi, itu tidak melandanya.Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap
kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku
luput dan bersorak" (Mzm 32:5-7)
Ign 27 Mei 2013
0 komentar:
Posting Komentar