Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 04 Juni 2013

4juni


"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar
dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!"

(Tb 2:9-14; Mrk 12:13-17)

"Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus
untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan
berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang
jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau
tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan
segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar
atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui
kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai
Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" Lalu mereka bawa.
Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada
mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!"
Mereka sangat heran mendengar Dia" (Mrk 12:13-17), demikian kutipan
Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Pada umumnya kita semua memiliki dua kewargaan, yaitu sebagai
warganegara dan warga agama kita masing-masing. Sabda hari ini
mengajak kita semua untuk setia sebagai warganegara maupun warga agama
alias Umat Allah. Entah sebagai warganegara maupun Umat Allah, marilah
kita sungguh-sungguh dengan sepenuh hati melaksanakan tata tertib atau
aturan yang berlaku. Hemat saya pertama-tama dan terutama kita harus
setia sebagai umat Allah, yang berarti senantiasa melaksanakan
perintah dan kehendak Allah, karena dalam iman kita mengimani bahwa
para pemimpin warganegara merupakan wakil Allah. Allah hidup dan
bekerja terus menerus sepanjang hari tanpa kenal waktu dan tempat,
sedangkan para pimimpin warganegara maupun Umat Allah terbatas oleh
ruang dan waktu. Hidup kita dan segala sesuatu yang kita miliki dan
kuasai sampai saat ini merupakan anugerah Allah, maka selayaknya kita
sungguh membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah. Apa saja yang kita
lakukan dan katakan, dimana pun dan kapan saja, diketahui oleh Allah.
Hemat saya orang yang sungguh suci alias hidup bersama dan bersatu
dengan Allah itulah yang harus kita taati dan layani. Secara manusiawi
dan sosilogis hemat saya anak-anak lebih suci daripada orangtua atau
orang dewasa, maka dengan ini kami berharap kepada anda sekalian untuk
membaktikan diri sepenuhnya kepada anak-anak, dengan kata lain
anak-anak kita bina dan didik agar tumbuh berkembang sebagai pribadi
cerdas beriman. Kita sebagai umat beriman juga dipanggil untuk
senantiasa memfungsikan anggota-anggota tubuh kita serta segala
sesuatu yang kita miliki dan kuasai untuk memuji, memuliakan,
menghormati dan mengabdi Allah. Kami berharap kepada para pemimpin
untuk senantiasa hidup dan bertindak jujur, tidak melakukan korupsi
atau penyelewengan sekecil atau sedikitpun. Sebagai warganegara
hendaknya kita juga membayar pajak dengan jujur dan tentu saja para
petugas dan pengelola pajak dengan jujur pula mengurus atau mengelola
uang pajak yang terkumpul.

·   " Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan perempuan.
Pekerjaan itu diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya.
Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya
sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya
dibayar kepadanya dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk
dimakan." (Tob 2:11-12). Upah atau imbal jasa memang selayaknya
diberikan kepada yang berhak dan syukur diberi tambahan atau hadiah
kepada yang bersangkutan. Secara khusus kami mengingatkan kita semua
untuk setia dalam pemberian imbal jasa atau upah sesuai dengan
peraturan atau perjanjian yang telah dibuat. Di Indonesia ini berlaku
UMP atau UMR, hemat  saya jumlah upah tersebut merupakan jaminan agar
penerima upah masih hidup alias tidak mati, tetapi jelas tak akan
mencukupi kebutuhan hidup layak dan wajar, apalagi mengusahakan tempat
tinggal atau rumah maupun beaya pendidikan anak-anaknya. Kepada para
pengusaha kami ingatkan untuk sungguh menjamin kebutuhan hidup
buruh-buruh atau pegawainya, syukur memberi lebih dari apa yang
seharusnya. Ingatlah ketika buruh atau pegawai kurang atau tidak
sejahtera ada bahaya mereka  bekerja seenaknya atau melakukan
pencurian atau korupsi. Keberhasilan  dan kemajuan usaha anda
tergantung dari kinerja dan sumbangan tenaga maupun waktu dari buruh
atau pegawai, maka selayaknya buruh atau pegawai menerima imbal jasa
atau upah yang memadai, sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

"Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka
kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi;
angkatan orang benar akan diberkati." (Mzm 112:1-2)

Ign 4 Juni 2013

0 komentar: