"Rabuni supaya aku dapat melihat!"
(Sir 42:15-25; Mrk 10:46-52)
" Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus
keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang
banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika
didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia
berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya
supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud,
kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!"
Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan
hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan
jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus
kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab
orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat
itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya."
(Mrk 10:46-52), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Orang yang tidak melihat dengan baik atau bahkan sama sekali buta
pasti tidak mampu menikmati aneka keindahan dalam lingkungan hidupnya.
Mungkin yang buta secara fisik di antara kita dapat dihitung dengan
jari alias kemungkinan tidak ada sama sekali, namun bahwa buta secara
spiritual atau secara spiritual hanya dapat melihat dengan
samar-samar, kiranya hampir semua dari kita begitu adanya. Dengan kata
lain ada kemungkinan iman kita dangkal atau tidak mendalam, sehingga
tak mampu melihat dan mengimani karya Allah dalam hidup sehari-hari,
dalam ciptaan-ciptaanNya. Marilah kita lihat dan sikap dalam dan oleh
iman segala sesuatu yang ada di hadapan kita atau siapapun dan apapun
yang mendatangi kita, karena dengan demikian kita akan menyaksikan
keindahan yang luar biasa, sehingga kita akan tergerak untuk bersyukur
dan berterima kasih kepada Allah. Hendaknya kita tidak hanya secara
fisik melihat ciptaan-ciptaanNya, terutama manusia yang diciptakan
sesuai dengan gambar dan citraNya. Melihat rekan perempuan jangan
terjebak oleh kecantikan wajahnya maupun kemolekan tubuhnya, demikian
melihat laki-laki jangan terjebak oleh ketampanan atau
ke-gantengannya. Lihat apa yang ada dalam hatinya dan pikirannya. Saya
pribadi pernah terharu melihat dan bercakap-cakap dengan seorang
pemulung yang begitu jujur dan polos, suci hatinya. Kepada kita semua
kami harapkan untuk memperindah atau mempercantik diri secara
spiritual atau rohani, bukan hanya secara fisik atau badani saja.
Secara khusus kami berharap kepada para pemuka dan tokoh agama untuk
dapat menjadi teladan dalam cara melihat secara spiritual kepada orang
lain.
· "Betapa eloklah segala ciptaan Tuhan, tetapi hanya sebagai bunga
api sajalah apa yang nampak. Semuanya hidup dan tetap tinggal untuk
selama-lamanya guna setiap keperluan, dan semuanya patuh
kepada-Nya.Segala-galanya berpasang, yang satu berhadapan dengan yang
lain, dan tidak ada sesuatupun yang diciptakan-Nya kurang lengkap.Yang
satu menguatkan kebaikan dari yang lain, dan siapa gerangan pernah
kenyang-kenyang memandang kemuliaan Tuhan" (Sir 42:22-25). Laki-laki
dan perempuan, jantan dan betina diciptakan oleh Tuhan, berbeda satu
sama lain sama sekali namun saling tertarik untuk hidup berpasangan,
dan ketika berpasangan dalam cintakasih atau dalam Tuhan begitu
kelihatan elok, menawan, mempesona dan menarik. "Yang satu menguatkan
kebaikan dari yang lain", itulah yang dilakukan oleh pasangan
suami-isteri yang saling mengasihi maupun dalam binatang yang sedang
bermesraan. Hemat saya kita semua umat beriman juga dipanggil untuk
saling menguatkan kebaikan yang ada dalam diri kita masing-masing.
Kami percaya bahwa dalam diri kita masing-masing lebih banyak yang
baik daripada yang jelek, maka marilah kita saling berbuat baik satu
sama lain, sehingga kehidupan bersama dimana pun dan kapan pun
senantiasa menarik, memikat dan mempesona. Hendaknya kita mengimani
bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatu baik adanya, dan kalau
ada yang tidak baik merupakan karya setan melalui orang-orang yang tak
bermoral atau tak berbudi pekerti luhur. Sebagai orang yang beriman
kepada Tuhan hendaknya kita senantiasa juga 'menciptakan yang baik',
bekerja keras dan seoptimal mungkin agar apapun yang kita kerjakan
baik adanya, dapat memuaskan dan membahagiakan banyak orang. Semoga
semakin tambah usia, semakin berpengalaman, kita juga semakin dikasihi
oleh Tuhan maupun sesama kita.
"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan
gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah
kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!Sebab firman TUHAN itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada
keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN." (Mzm 33:2-5)
Ign 30 Mei 2013
(Sir 42:15-25; Mrk 10:46-52)
" Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus
keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang
banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika
didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia
berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya
supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud,
kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!"
Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan
hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan
jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus
kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab
orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat
itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya."
(Mrk 10:46-52), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Orang yang tidak melihat dengan baik atau bahkan sama sekali buta
pasti tidak mampu menikmati aneka keindahan dalam lingkungan hidupnya.
Mungkin yang buta secara fisik di antara kita dapat dihitung dengan
jari alias kemungkinan tidak ada sama sekali, namun bahwa buta secara
spiritual atau secara spiritual hanya dapat melihat dengan
samar-samar, kiranya hampir semua dari kita begitu adanya. Dengan kata
lain ada kemungkinan iman kita dangkal atau tidak mendalam, sehingga
tak mampu melihat dan mengimani karya Allah dalam hidup sehari-hari,
dalam ciptaan-ciptaanNya. Marilah kita lihat dan sikap dalam dan oleh
iman segala sesuatu yang ada di hadapan kita atau siapapun dan apapun
yang mendatangi kita, karena dengan demikian kita akan menyaksikan
keindahan yang luar biasa, sehingga kita akan tergerak untuk bersyukur
dan berterima kasih kepada Allah. Hendaknya kita tidak hanya secara
fisik melihat ciptaan-ciptaanNya, terutama manusia yang diciptakan
sesuai dengan gambar dan citraNya. Melihat rekan perempuan jangan
terjebak oleh kecantikan wajahnya maupun kemolekan tubuhnya, demikian
melihat laki-laki jangan terjebak oleh ketampanan atau
ke-gantengannya. Lihat apa yang ada dalam hatinya dan pikirannya. Saya
pribadi pernah terharu melihat dan bercakap-cakap dengan seorang
pemulung yang begitu jujur dan polos, suci hatinya. Kepada kita semua
kami harapkan untuk memperindah atau mempercantik diri secara
spiritual atau rohani, bukan hanya secara fisik atau badani saja.
Secara khusus kami berharap kepada para pemuka dan tokoh agama untuk
dapat menjadi teladan dalam cara melihat secara spiritual kepada orang
lain.
· "Betapa eloklah segala ciptaan Tuhan, tetapi hanya sebagai bunga
api sajalah apa yang nampak. Semuanya hidup dan tetap tinggal untuk
selama-lamanya guna setiap keperluan, dan semuanya patuh
kepada-Nya.Segala-galanya berpasang, yang satu berhadapan dengan yang
lain, dan tidak ada sesuatupun yang diciptakan-Nya kurang lengkap.Yang
satu menguatkan kebaikan dari yang lain, dan siapa gerangan pernah
kenyang-kenyang memandang kemuliaan Tuhan" (Sir 42:22-25). Laki-laki
dan perempuan, jantan dan betina diciptakan oleh Tuhan, berbeda satu
sama lain sama sekali namun saling tertarik untuk hidup berpasangan,
dan ketika berpasangan dalam cintakasih atau dalam Tuhan begitu
kelihatan elok, menawan, mempesona dan menarik. "Yang satu menguatkan
kebaikan dari yang lain", itulah yang dilakukan oleh pasangan
suami-isteri yang saling mengasihi maupun dalam binatang yang sedang
bermesraan. Hemat saya kita semua umat beriman juga dipanggil untuk
saling menguatkan kebaikan yang ada dalam diri kita masing-masing.
Kami percaya bahwa dalam diri kita masing-masing lebih banyak yang
baik daripada yang jelek, maka marilah kita saling berbuat baik satu
sama lain, sehingga kehidupan bersama dimana pun dan kapan pun
senantiasa menarik, memikat dan mempesona. Hendaknya kita mengimani
bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatu baik adanya, dan kalau
ada yang tidak baik merupakan karya setan melalui orang-orang yang tak
bermoral atau tak berbudi pekerti luhur. Sebagai orang yang beriman
kepada Tuhan hendaknya kita senantiasa juga 'menciptakan yang baik',
bekerja keras dan seoptimal mungkin agar apapun yang kita kerjakan
baik adanya, dapat memuaskan dan membahagiakan banyak orang. Semoga
semakin tambah usia, semakin berpengalaman, kita juga semakin dikasihi
oleh Tuhan maupun sesama kita.
"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan
gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah
kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!Sebab firman TUHAN itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada
keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN." (Mzm 33:2-5)
Ign 30 Mei 2013
0 komentar:
Posting Komentar