Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 07 Juni 2013

HR HATI YESUS YANG MAHAKUDUS

HR HATI YESUS YANG MAHAKUDUS: Yeh 34:11-16; Rm 5:5b-11; Luk 15:3-7

"Akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat,
lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar
yang tidak memerlukan pertobatan."

"Yesus Kristus, Tuhan abadi segala ciptaan, pemimpin Gereja dan
Serikat, kami bersyukur kepadaMu atas rahmat karunia, bahwa kami
Kauperkenankan ikut ambil bagian di dalam imamatMu yang kekal, yang
telah Kauanugerahkan kepada kami pertama-tama lewat pembaptisan dan
kemudian secara melimpah ruah lewat panggilan religious kami. Engkau
telah mengundang kami untuk bekerja bersamaMu dalam persahabatan erat
untuk melayani GerejaMu di bawah pimpinan Bapa Suci, Engkau telah
mempercayakan kepada kami tugas perutusan istimewa, yaitu
memperkenalkan kepada umat manusia rahasia cinta penyelamatan-Mu, yang
Kaunyatakan kepada kami pada Salib, ketika hatiMu ditikam dengan
tombak dan mengalirkan air dan darah, symbol mistik anugerah-anugerah
RohMu kepada Gereja" (Pedro Arrupe: Pembaktian Serikat kepada Hati
Yesus Mahakudus, dalam buku 'Teman Dalam Perutusan, stensilan oleh
Serikat Yesus, 3 Desember 1984, hal 344). Kutipan doa pembaktian ini
kami angkat di sini dalam rangka mengenangkan pembaktian kita, yang
beriman kepada Hati Yesus Yang Mahakudus.

"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan
jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang
sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang
sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia
meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah
ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata
kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku
yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga
akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat,
lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar
yang tidak memerlukan pertobatan." (Luk 15:4-7)

Kami percaya bahwa tidak ada seorang pun di antara kita yang tidak
berdosa, apalagi pada umumnya semakin tambah usia dan pengalaman juga
semakin bertambah dosa-dosanya. Namun demikian kita begitu dikasihi
oleh Tuhan karena kemurahan HatiNya. Hati Yesus Yang Mahakudus terbuka
lebar-lebar, siap sedia bagi siapapun yang mendatangiNya untuk mohon
kemurahan HatiNya serta kasih pengampunanNya. Ia tidak pernah
mengingat-ingat kesalahan dan dosa-dosa kita, maka kita yang beriman
kepadaNya dipanggil untuk meneladanNya.

Pada masa kini memang cukup banyak orang yang kurang atau tidak rela
membuka hatinya bagi orang lain, karena egois atau begitu menyibukkan
diri sesuai dengan keinginan dan kesenangan pribadi. Sekali lagi saya
angkat bahwa sarana komunikasi seperti HP sering membuat kita sibuk
sendirian tanpa memperhatikan orang lain. Dalam rapat atau pertemuan
bersama pun dengan seenaknya orang sibuk dengan HP-nya, misalnya kirim
atau menjawab SMS dari teman, atau dengan BB-nya sibuk cari info
sana-sini sendirian. Salah satu wujud keterbukaan hati kita secara
konkret dapat kita wujudkan dengan memboroskan waktu dan tenaga bagi
orang lain yang harus kita kasihi atau perhatikan. Dengan kata lain
orang hendaknya siap sedia untuk 'memberi', sebagaimana telah saya
angkat bahwa memberi bukan sekedar kewajiban moral, melainkan
merupakan suatu keharusan.

Orangtua atau khususnya ibu yang baik pada umumnya hatinya sangat
terbuka pada anak-anaknya, maka kami harapkan pengalaman tersebut
terus diperkembangkan, diperluas dan diperdalam dalam pergaulan yang
lebih luas. Ketika anak-anak di dalam keluarga memiliki pengalaman
mendalam perihal keterbukaan hati kiranya kelak kemudian hari dengan
mudah untuk memperkembangkan dan memperdalam keterbukaan hati kepada
orang lain. Dalam Warta Gembira hari ini kita semua diingatkan untuk
senantiasa membuka hati kita terhadap mereka yang berdosa, yang lemah,
yang miskin, yang berkekurangan, yang bodoh, yang kurang ajar , dst..
Berilah hati kepada mereka, karena dengan demikian mereka akan
terbebaskan dari kedosaan, kelemahan, kemiskinan, kekurangan dan
kekurang-ajarannya. Semoga kita semua siap sedia untuk lebih disakiti
hatinya daripada menyakiti hati orang lain. Ketika anda disakiti
hatinya hendaknya segera mengarahkan diri kepada Hati Yesus yang
terluka oleh tombak, karena dengan demikian dari hati anda yang
terluka akan mengalirkan rahmat atau anugerah Tuhan yang menyelamatkan
atau membahagiakan.

"Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah
mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita
sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan
dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru,
diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita,
yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh
hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima
pendamaian itu" (Rm 5:8-11)

 Persaudaraan, persahabatan atau perdamaian sejati kiranya menjadi
dambaan atau kerindunan semua orang. Dalam hal ini saya teringat oleh
pesan Paus Yohanes Paulus II dalam memasuki Millenium Ketiga ini dalam
Pesan Perdamaiannya, yaitu "There is no peace without justice, there
is no justice without forgiveness" = Tiada perdamaian tanpa keadilan,
tiada keadilan tanpa kasih pengampunan. Allah mendamaikan kita
denganNya dengan Darah Yesus Kristus,  melalui HatiNya yang tertusuk
oleh tombak. Maka marilah kita tanggapi pendamaian itu dengan berusaha
mengusahakan dan memperdalam perdamaian.

Kita semua diharapkan bermegah dalam Allah, artinya bangga jika kita
senantiasa bersama dan bersatu dengan Allah dalam situasi dan kondisi
apapun, kapan pun dan dimana pun. Allah hidup dan berkarya terus
menerus melalui ciptaan-ciptanNya dan kita semua diharapkan berdamai
dengan semua ciptaanNya yang ada di permukaan bumi ini. Maka marilah
kita senantiasa mengurus dan mengelola semua ciptaanNya sebaik
mungkin, agar semua ciptaan Allah  berbahagia, damai sejahtera.
Hendaknya kita berusaha sekuat tenaga tidak menyakiti ciptaan-ciptaan
Allah, dan tentu saja pertama-tama manusia, yang diciptakan sesuai
dengan gambar dan citraNya. Menyakiti manusia berarti menyakiti Hati
Allah, demikian juga merusak ciptaan lainnya seenaknya berarti merusak
manusia sendiri.

"Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu
tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari
domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat,
ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku
akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan
mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya" (Yeh
34:12-13a). Kutipan ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita
semua dalam rangka mengusahakan persaudaraan, persahabatan atau
perdamaian sejati. Kita semua dipanggil untuk 'mengumpulkan dan
menyelamatkan' bukan memecah belah dan menghancurkan, dengan kata lain
berbudaya kehidupan, bukan berbudaya kematian. Kehadiran dan sepak
terjang kita dimana pun dan kapan pun hendaknya senantiasa mendorong
orang lain untuk bersaudara, bersahabat atau berdamai. Tentu saja diri
kita sendiri hendaknya senantiasa dalam keadaan damai, karena
senantiasa bersatu dan bersama dengan Tuhan.

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di
padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;Ia
menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena
nama-Nya.Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak
takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah
yang menghibur aku." (Mzm 23:1-4)

Ign 7 Juni 2013

0 komentar: