Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 14 Juni 2013

Minggu Biasa X

Mg Biasa X : 1Raj 17:17-24; Gal 1:11-19; Luk 7:11-17

"Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita"

Dalam kehidupan bersama sering muncul seseorang yang diimani menerima
wahyu atau anugerah khusus dari Allah, misalnya 'dukun' yang mampu
menyembuhkan aneka penyakit bagi mereka yang datang kepadanya dengan
penuh iman. Sebenarnya karena iman atau kepercayaan-nya yang menjadi
kekuatan atau modal utama penyembuhan, bukan petama-tama karena
kehebatan atau keunggulan sang dukun. Hal demikian yang senada pernah
muncul di wilayah Keuskupan Agung Semarang di tempat-tempat ziarah
Bunda Maria, seperti Sendang Sono dan Sendang Sriningsih, yaitu
'penampakan Bunda Maria' yang dimotori oleh Bapak Thomas (alm.), yang
ternyata itu merupakan karya 'para normal' yang jahat. Cukup banyak
umat berdatangan dari mana-mana, termasuk ada pastor dan suster maupun
bruder, sejak sore sudah berkumpul di area tempat ziarah sambil berdoa
untuk menunggu 'penampakan Bunda Maria' pada tengah malam. Namun entah
dukun atau Bapak Thomas ternyata bukan utusan Allah, maka dalam waktu
singkat hilang dan terlupakan sama sekali. Dalam Warta Gembira hari
ini dikisahkan 'Nabi' sejati, yaitu Yesus, yang membangkitkan orang
mati, dan beritanya tersebar ke mana-mana, dan banyak orang pun
percaya selamanya bahwa Yesus adalah Allah yang mendangi umatNya.

"Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas
kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil
menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung
berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu,
bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai
berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu
ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi
besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat
umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di
seluruh daerah sekitarnya" (Luk 7:13-17)

Seorang janda yang memiliki anak tunggal pada umumnya sangat mengasihi
sang anak, maka ketika anaknya meninggal kita dapat membayangkan
betapa sedihnya, sehingga tangisannya tak mungkin dihentikan oleh
saudara-saudari atau kenalannya. Melihat sang janda Yesus
'tergerak-lah hatiNya oleh belas kasihan' dan Ia pun mengadakan
muzijat dengan membangkitkan anak tersebut dari kematiannya. Hal ini
membuat orang-orang yang melihatnya menjadi ketakutan, dan dari
ketakutannya mereka memuliakan Allah, sambil berkata :"Seorang nabi
besar telah muncul di tengah-tengah kita".

Nabi adalah utusan Allah dan Yesus disebut nabi besar berarti Ia
melebihi nabi-nabi lainnya, karena Ia adalah Allah yang menjadi
Manusia. Dalam hidup sehari-hari mungkin kita juga mengalami
kesedihan, maka jika demikian adanya marilah kita sadari dan hayati
bahwa Allah hadir di tengah-tengah kita, untuk membangkitkan kita dari
kesedihan atau kemurungan. Dengan kata lain ketika mengalami kesedihan
hendaknya mengarahkan diri kepada Allah seraya dengan rendah hati
mohon belas kasihanNya. Percayalah, imanilah jika kita dengan rendah
hati mohon belas kasihanNya pasti akan dikabulkan, karena Allah adalah
Maha Belas Kasih dan Maha Murah. Tentu saja ketika kita telah menerima
belas kasihanNya diharapkan meneruskan belas kasihan Allah tersebut
kepada orang lain, saudara-saudari kita.

Berbelas kasih berarti 'memberi' kepada orang lain tanpa syarat, dan
sebagaimana telah saya angkat sebelumnya bahwa 'memberi' merupakan
keharusan bagi kita semua sebagai manusia, ciptaan Allah, karena hidup
kita dan segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai saat ini juga
merupakan 'pemberian' atau anugerah dari Allah. Maka marilah kita
perhatikan dan cermati apakah ada di antara saudara-saudari atau
kenalan kita yang sedang mengalami kesedihan, dan sekiranya ada
marilah yang bersangkutan kita 'beri perhatian', antara lain dengan
mendatanginya untuk memberi sapaan atau sentuhan kasih. Jika kita
sungguh bersama dan bersatu dengan Allah, maka percayalah sapaan dan
sentuhan kasih kita akan menghibur dan membangkitkan saudara-saudari
kita yang mengalami kesedihan. Marilah kita saling memberi sapaan dan
sentuhan kasih satu sama lain,  sehingga kesedihan atau kemurungan
tidak ada lagi di antara kita.

"Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku
oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku,
supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka
sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; juga aku tidak
pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum
aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke
Damsyik." (Gal 1:15-17)

Apa yang dikatakan Paulus di atas ini kiranya dapat menjadi
permenungan bagi kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus,
khususnya yang tidak termasuk sebagai bangsa Yahudi. Belas kasih atau
kasih karunia Allah, yang bagi kita yang beriman kepada Yesus berarti
Yesus sendiri, dengan semua ajaran maupun cara hidupNya. AjaranNya
tidak hanya bagi bangsa tertentu, melainkan bagi semua bangsa di dunia
ini, dan semua ajaranNya kiranya dapat dipadatkan dalam ajaran untuk
hidup dalam kasih, hidup saling mengasihi sebagaimana Allah telah
mengasihi kita. Bukankah ajaran perihal saling mengasihi juga
diajarkan oleh semua agama dan keyakinan?

Paulus membagikan pengalamannya bahwa 'Ia telah memilih aku sejak
kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya'. Hal ini
kiranya mengingatkan kita semua bahwa masing-masing dari kita adalah
'yang terpilih dan yang terkasih', yaitu ketika ada jutaan sperma
berebut satu telor, sel laki-laki berebut sel perempuan, dan hanya
satu yang menang dan terpilih, sehingga oleh kasih karuniaNya
persatuan sperma dan telor tersebut tumbuh berkembang sebagai manusia,
yang tidak lain masing-masing dari kita. Dengan kata lain kita telah
menang dan terpilih mengalahkan saingan yang jumlahnya jutaan, maka
sebagai pemenang dan terpilih hendaknya kita tidak takut dan tidak
gentar mewartakan atau menyebar-luaskan kasih karunia Allah.

Dalam diri kita masing-masing ada kekuatan luar biasa, maka hendaknya
dalam menghadapi tugas pekerjaan atau kewajiban hendaknya kita
senantiasa berpedoman pada motto "Success is my life, my life is
success". Jika motto ini hidup dalam hati dan pikiran kita, percayalah
apapun yang harus kita kerjakan atau lakukan, tentu saja apa yang
sesuai dengan kehendak Allah, pasti berhasil dengan baik dan sukses.
Kepada orang yang beriman kepada Yesus marilah kita meneladanNya,
dimana Ia berkata kepada sang pemuda yang telah  mati "Bangunlah", dan
yang mati akhirnya bangkit dan hidup kembali. Semoga dalam hati dan
pikiran kita senantiasa bergema kata 'bangunlah', sehingga kita
sendiri senantiasa hidup bergairah dan dinamis serta mampu
menggairahkan dan membangkitkan orang lain.

"Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang
kauucapkan itu adalah benar." (1Raj 17:24), demikian kata seorang
perempuan kepada Elia, yang telah membangkitkan anaknya dari kematian.
Kita dapat meneladan sang perempuan atau Elia. Meneladan sang
perempuan berarti setiap kali kita dibangkitkan atau digairahkan oleh
orang lain hendaknya kita berkata seperti perempuan tersebut kepada
orang yang bersangkutan. Sedangkan meneladan Elia berarti kita sungguh
menjadi 'abdi Allah' sehingga apa yang kita katakan  senantiasa benar
adanya, membangkitkan, membahagiakan dan menyelamatkan orang lain.

"Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN, sebab Engkau telah menarik aku ke
atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku.TUHAN,
Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku
di antara mereka yang turun ke liang kubur. Nyanyikanlah mazmur bagi
TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur
kepada nama-Nya yang kudus!Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur
hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi
terdengar sorak-sorai."

(Mzm 30:2.4-6)

Ign 9 Juni 2013

0 komentar: