Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 14 Juni 2013

Fwd: 13Juni

"Sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala"

(Yes 61:1-3a; Luk 10:1-9)

" Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain,
lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan
tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan
yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak
domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau
bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama
dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih
dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang
yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal
atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah
dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu,
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah
berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota
dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan
sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada
mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu." (Luk 10:1-9), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja, hari ini saya
sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Terpanggil menjadi imam dan pujangga Gereja berarti orang yang
bersangkutan suci dan cerdas atau memiliki kecerdasan spiritual. Maka
perkenankan secara khusus kami mengajak dan mengingatkan rekan-rekan
imam untuk membina dan mengembangkan diri terus-menerus sehingga
menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual, mengingat dan
mempertimbangkan pada masa kini banyak godaan dan rayuan dalam dan
melalui aneka bentuk yang menggeroti atau memperlemah penghayatan
panggilan maupan dalam melaksanakan tugas pengutusan. Godaan atau
rayuan tersebut atau 'serigala-serigala' kemungkinan ada di dalam diri
kita masing-masing, misalnya berupa keinginan-keinginan sesuai dengan
nafsu duniawi, yang mengarah kepada kesombongan, atau dalam lingkungan
Umat Allah yang dilayani, misalnya pada janda yang kesepian atau haus
akan cintakasih. Maka hendaknya apa yang kita inginkan tidak lain
adalah kehendak Allah, sedangkan dalam menghadapi tawaran dari orang
kaya atau berduit, hendaknya sungguh dicermati apakah ada 'udang di
balik' batu dari yang bersangkutan. Secara khusus dalam pelayanan
pastoral kita diingatkan untuk memperhatikan mereka yang sedang
menderita sakit. Yang agak sulit adalah memperhatikan mereka yang
sakit hati, maka kepada yang sakit hati hendaknya disikapi dengan
rendah hati dan lemah lembut dalam kesatuan dan kebersamaan dengan
Tuhan. Percayalah dan imanilah bahwa bersama dan bersatu dengan Tuhan
kita pasti akan mampu menyembuhkan mereka yang sakit hati. Kita semua
juga diharapkan untuk senantiasa mewartakan damai sejahtera dalam
situasi dan kondisi apapun, dan kepada siapapun.

·   "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi
aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada
orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan
tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur
semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan
kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian
puji-pujian ganti semangat yang pudar," (Yes 61:1-3a). Sebagai orang
yang beriman kepada Yesus Kristus dan telah dibaptis kita telah
menerima anugerah Roh Kudus, "Roh Tuhan Allah ada padaku". Jika Roh
Kudus sungguh menjiwai hidup kita, maka mau tak mau kita pasti harus
'memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembebasan Allah kita'.
Dengan kata lain hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita
senantiasa menjadi rahmat Tuhan bagi orang lain, sehingga orang-orang
yang kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita semakin
membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, semakin suci, semakin
dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Kita juga dipanggil untuk
membebaskan saudara-saudari kita yang tertawan atau terpenjara, antara
lain yang tertawan dan terpenjara oleh keinginan atau nafsu duniawi,
misalnya harta benda atau uang atau kenikmatan seksual. Tentu saja
kita sendiri harus menjadi orang yang lepas bebas, tidak memiliki
kelekatan tak teratur, entah dengan orang, harta benda,
pangkat/kedudukan atau jabatan.

"Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru,
pada waktu malam aku menghadap Engkau. Biarlah doaku datang ke
hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku
kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang
mati.Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang
kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan" (Mzm 88:2-5)

Ign 13 Juni 2013

0 komentar: