Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 14 Juni 2013

12Juni

" Aku datang bukan untuk meniadakannya  melainkan untuk menggenapinya"

(2Kor  3:4-11; Mat 5:17-19)

 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah
hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian
kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di
dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang
tinggi di dalam Kerajaan Sorga" (Mat 5:17-19) , demikian kutipan Warta
Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Jika dicermati dalam kehidupan bersama masa kini ada dua arus kuat
yang saling berlawanan, yaitu  kecenderungan para penguasa atau
pemimpin mau mengatur apapun dengan aturan-aturan dan kecenderungan
banyak orang untuk hidup dan berindak sebebas-bebasnya tanpa aturan.
Maka tidak mengherankan bahwa ada banyak aturan atau tata tertib tetap
tinggal dalam tulisan dan tak pernah dilaksanakan. Sebagai contoh apa
yang terjadi di Seminari Menengah Mertoyudan: Buku Pedoman Pembinaan
Seminari dibagikan kepada semua seminaris, namun buku tersebut hanya
diterima dan kemudian ditumpuk di meja saja, tak pernah dibaca dan
dipelajari, apalagi dilaksanakan atau dihayati. Di dalam Gereja
Katolik juga ada Kitab Hukum Kanonik, aturan dan tata tertib dalam
hidup menggereja, namun sejauh saya cermati para pastor pun jarang
mempelajari dan memperdalam kembali, lebih-lebih yang terkait dengan
panggilan dan tugas pengutusannya. Kebanyakan orang mempelajari dan
menfungsikan tata tertib atau aturan bukan untuk diri sendiri,
melainkan bagi orang lain, entah itu untuk menjatuhkan atau membina.
Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua: hendaknya kita
unggul dan handal dalam melaksanakan atau menghayati tata tertib,
lebih-lebih atau terutama tata tertib atau aturan yang terkait dengan
panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing." Janganlah kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab
para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya.", demikian sabda Yesus. Menggenapi berarti melaksanakan
serta menyempurnakan, dengan kata lain sebelum  menyempurnakan lebih
dahulu melaksanakannya. Marilah kita meneladan Yesus: unggul dan
handal dalam penghayatan aturan atau tata tertib, dan sekiranya harus
menyempurnakan atau merubah hendaknya yang terjadi semakin baik dan
semakin sempurna.

·   "Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia,
betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan
kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak
mempunyai arti. Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan,
betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan" (2Kor
3:9-11).  Manusia, aneka jenis barang atau harta benda yang ada di
dunia ini mudah pudar dan musnah, hancur tak berbekas sedikitpun,
namun demikian orang sering memandangnya sebagai yang mulia. Yang
lebih mulia alias tidak mudah pudar antara lain adalah nilai-nilai
atau keutamaan-keutamaan hidup, misalnya cintakasih dan 'pelayanan
yang memimpin kepada pembenaran'. Maka marilah kita senantiasa hidup
dan bertindak saling melayani dengan dan dalam cintakasih. Untuk itu
kita dapat mengenangkan para santo-santa atau pahlawan sejati, dimana
orang atau tubuhnya sudah kembali menjadi tanah, tak berbekas lagi,
namun namanya tetap dikenang dan dimuliakan, misalnya diabadikan untuk
memberi nama jalan atau gedung atau manusia. Namanya dimuliakan terus
menerus karena selama hidupnya di dunia ini hidup dan bertindak
melayani dengan dan dalam cintakasih. Secara khusus kami mengingatkan
dan mengajak para orangtua untuk dapat menjadi saksi penghayatan
nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan kehidupan serta mendidik dan
membina anak-anaknya hidup dan bertindak berdasarkan nilai-nilai atau
keutamaan-keutamaan kehidupan. Wariskan kepada anak-anak anda bukan
harta benda atau uang, melainkan keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai
kehidupan. Dengan kata lain kami mengharapkan anda sekalian tidak
bersikap mental materialistis atau duniawi.

"Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan
kaki-Nya! Kuduslah Ia! Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan
Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru
kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka. Dalam tiang awan Ia berbicara
kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya
dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka. TUHAN, Allah kami,
Engkau telah menjawab mereka, Engkau Allah yang mengampuni bagi
mereka, tetapi yang membalas perbuatan-perbuatan mereka. Tinggikanlah
TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang
kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita"

 (Mzm 99:5-9)

Ign 12 Juni 2013

0 komentar: