Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 21 Juni 2013

17Juni


"Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu"

(2Kor 6:1-10; Mat 5:38-42)

"Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat
jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu,
berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak
mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil,
berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang
meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari
padamu" (Mat 5:38-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Dalam hidup bersama di dunia ini kiranya kita semua pernah
dikecewakan, disakiti, dilukai, dipersulit dst.. oleh orang lain, dan
mungkin hal itu setiap hari terjadi. Memang ketika kita diperlakukan
demikian itu pasti akan marah dan membalas dendam atau mendiamkan
orang yang bersangkutan, dan kita berteriak atau mengeluh kesakitan,
sebaliknya ketika  kita menyakiti, mengecewakan atau mempersulit
dst..orang lain kiranya kita tenang-tenang saja, apalagi yang menjadi
korban diam saja. Sebagaimana setiap hari kita dikecewakan atau
disakiti, demikian pula sebenarnya setiap hari kita juga menyakiti dan
mengecewakan orang lain. Bahwa orang kita kecewakan dan sakiti diam
saja, hemat saya yang bersangkutan mengampuni alias tidak balas
dendam. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk menghayati
sabda Yesus, yaitu "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu". Marilah kita sadari dan selanjutnya kita hayati bahwa orang
mengejek dan mempersulit diri kita hemat saya merupakan perhatian atau
kasihnya kepada kita. Dengan kata lain hayati dan jadikan aneka
pelecehan, perendahan diri kita atau kemarahan orang lain terhadap
diri kita sebagai wahana untuk semakin tumbuh berkembang dalam hidup
beriman. Biarlah itu semua bagaikan api yang membakar logam dan hanya
emas, logam murni, yang tak terbakar, melainkan semakin menjadi nyata
atau kelihatan kemurnian emas yang bersangkutan. Iman kita akan
semakin murni, handal dan mendalam dalam dan melalui aneka tantangan,
hambatan maupun masalah, hal-hal yang menyakitkan diri kita. Marilah,
sekali lagi, kita ingat dalam dunia pewayangan, yaitu "Pendowo Limo',
ksatria yang tangguh dan handal karena digembleng dengan dan melalui
penderitaan berat.

·   "Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung,
supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala
hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam
menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan
kesukaran,  dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam
berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati,
pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih
yang tidak munafik" (2Kor 6:3-6). Seorang pelayan rumah
tangga/keluarga, kantor maupun komunitas pastoran atau biara, yang
baik hemat saya tidak pernah mengeluh atau menggerutu maupun menjadi
batu sandungan bagi orang lain untuk berbuat jahat, apalagi pelayan
Allah. Pelayan rumah tangga pada umumnya belum tentu diawasi atau
didampingi terus-menerus oleh tuannya, namun demikian meskipun tak
diawasi atau didampingi ia tetap bekerja dengan baik, karena percaya
bahwa Allah senantiasa mendampingi dan mengawasinya. Pelayan Allah
adalah orang yang taat setia kepada kehendak dan perintah Allah dalam
situasi dan kondisi apapun, termasuk juga dalam penderitaan dan
kesulitan maupun tantangan  berat; pelayan Allah yang baik juga tak
pernah mengeluh atau menggerutu, apalagi marah-marah. Mengeluh,
menggerutu dan marah hemat saya merupakan pelecehan terhadap yang
lain, dan dengan demikian melawan kehendak dan perintah Allah;
mengeluh, menggerutu dan marah terhadap manusia berarti melanggar
hak-hak azasi manusia, harkat martabat manusia. Kita semua diharapkan
menjadi orang yang sabar dan murah hati, menghayati dengan syukur dan
terima kasih kesabaran dan kemurahan hati Allah yang melimpah ruah.
Marilah kita saling sabar dan murah hati dalam kehidupan bersama
dimana pun dan kapan pun, karena Allah juga hidup dan berkarya
terus-menerus dimana pun dan kapan pun, tidak terikat oleh ruang dan
waktu.

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan
perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan
kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN
telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan
keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan
kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat
keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN,
hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!"
(Mzm 98:1-4)

Ign 17 Juni 2013

0 komentar: