Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 27 Juli 2012

28 Juli


" Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai"

(Yer 7:1-11: Mat 13:24-30)

"Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." (Mat 13:24-30) ,demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Allah memang sungguh menganugerahkan kebebasan luar biasa kepada manusia, sejak manusia diciptakan. Namun sungguh memprihatinkan bahwa cukup banyak manusia menyalagunakan kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah tersebut, antara lain dengan hidup dan bertindak menurut kemauan atau keinginan pribadi, mengikuti hawa nafsunya, misalnya dalam kenikmatan tidur/istirahat, makan dan minum maupun hal-hal seksual. Dampaknya adalah bahwa manusia di bumi ini merupakan ciptaan tertinggi dan termulia akhirnya dijajah oleh ciptaan-ciptaan lainnya maupun aneka hasil ciptaan atau kreasinya sendiri. Memang selama hidup dan bekerja ini kita berada di persimpangan jalan, ada di antara daya tarik Roh Kudus atau daya tarik Setan, dorongan untuk berbuat baik atau berbuat jahat. Untuk menghadapi keberadaan kita yang ada di persimpangan jalan ini hemat saya penting sekali bagi kita untuk terampil dalam hal pembedaan roh atau spiritual discernment. Keterampilan ini dapat kita latih dengan tekun dan setia melakukan pemeriksaan batin atau refleksi setiap hari. Maka hendaknya setiap hari melakukan pemeriksaan batin, yaitu malam menjelang istirahat malam. Pemeriksaan batin dapat dilakukan dimana saja. Selain pemeriksaan batin kami mengharapkan kita semua agar dalam hidup dan bekerja sehari-hari senantiasa menanggapi secara positif aneka ajakan dan dorongan untuk melakukan apa yang baik, membahagiakan dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa manusia, sebaliknya kami juga berharap untuk senantiasa menolak ajakan atau dorongan untuk melakukan apa yang jahat, misalnya korupsi yang marak masa kini. Kita semua sudah tahu buah dari mereka yang melakukan korupsi, sebagaimana hampir setiap hari diberitakan dalam mass media: para koruptor menderita dan sengsara buahnya.

·   "Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi" (Yer 7:3-4), demikian firman Allah melalui nabi Yeremia. Panggilan utama seorang nabi memang untuk mengajak manusia memperbaiki tingkah lakunya yang jahat. Ajakan macam ini kiranya juga sering kita dengarkan melalui berbagai kesempatan, misalnya dalam kotbah di dalam ibadat-ibadat, dalam kesempatan mengikuti rekoleksi atau retret dst.. Kami berharap ketika mendengarkan ajakan-ajakan untuk memperbaiki tingkah laku kita segera ditanggapi secara positif, alias segera dilaksanakan tanpa ditunda-tunda. Marilah kita gunakan kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah untuk memperbaiki tingkah laku kita yang tidak baik atau jahat. Kita juga diingatkan untuk menjadi peka terhadap aneka perkataan dusta atau bohong, yang juga marak di sana-sini dalam hidup kita sehari-hari. Tentu saja dari pihak kita sendiri hendaknya kita juga tidak pernah berkata dusta atau bohong, melainkan senantiasa berusaha berkata benar, apa adanya, sebagai penghayatan rahmat kenabian yang dianugerahkan kepada kita. Kita semua dipanggil untuk senantiasa hidup dan bertindak dengan jujur. "Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 17). Hidup dan bertindak jujur ini antara lain dapat dilatih dan dibiasakan di sekolah-sekolah dengan tidak melakukan dan membiarkan tindakan menyontek dalam ulangan maupun ujian. Melakukan atau membiarkan tindakan menyontek dalam ulangan atau ujian berarti menyuburkan tingkah laku jahat seperti korupsi.

"Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku! Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau" (Mzm 84:3-6a)

Ign 28 Juli 2012


0 komentar: