Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Senin, 23 Juli 2012

24Juli


"Siapa pun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga dialah saudaraKu"

(Mi 7:14-15.18-20; Mat 12:46-50)

" Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Mat 12:46-50), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Aneka tantangan, masalah dan hambatan dalam hidup dan kerja sering membuat orang frustrasi, dan dalam keadaan frustrasi ada kecenderungan hidup dan bertindak menurut selera atau keinginan pribadi. Demikian juga ada orang menggunakan 'aji mumpung', kesempatan memiliki fungsi atau jabatan yang srrategis dan berpengaruh dalam kehidupan bersama: mengambil kebijakan atau membuat keputusan hanya mengikuti selera pribadi dan kurang atau tidak mempertimbangkan dan mengingat mereka yang kena kebijakan atau keputusan tersebut. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua, sebagai orang beriman untuk hidup dan bertindak sesuai dengan iman kita: hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dijiwai oleh iman atau kehendak dan perintah Tuhan. "siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku", demikian sabda Yesus yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan. Kehendak dan perintah Tuhan dapat kita temukan di dalam Kitab Suci maupun aneka aturan dan tata tertib yang dibuat dan diberlakukan sebagai usaha strategis untuk menghayati apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Maka baiklah kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian, segenap umat beriman, untuk setia dan taat melaksanakan aneka tata tertib atau aturan yang terkait dengan panggilan, tugas dan kewajiban kita masing-masing, meninggalkan kehendak dan keinginan pribadi. Dengan kata lain secara khusus kami mengingatkan rekan-rekan untuk setia menghayati spiritualitas atau charisma pendiri paguyuban hidup di mana kita ada di dalamnya.

·   "Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban" (Mi 7:14-15). Kutipan ini kiranya baik untuk menjadi bahan refleksi atau permenungan terutama bagi para pemimpin dalam kehidupan atau kerja bersama dalam bentuk apapun dan dimanapun. Anda semua diharapkan memperhatikan "yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebuh buah-buahan" alias mereka yang miskin dan berkekurangan. Dengan kata lain hendaknya dihayati motto atau semboyan "preferential option for/with the poor" (=keberpihakan bagi mereka yang miskin dan berkekurangan). Sekali lagi saya angkat bahwa kita dapat meneladan calon gubernur DKI atau walikota Solo-Jawa Tengah, yang senantiasa berpihak pada mereka yang miskin dan berkekurangan dalam mengemban tugas kepemimpinannya; mengunjungi dan mendengarkan suka-duka orang miskin dan berkekurangan serta kemudian menanggapinya dalam pelayanan konkret terhadap mereka. Kepada para pastor atau imam di paroki-paroki kami harapkan memperhatikan umat yang terpencil secara territorial maupun fungsional, kepada para guru atau pendidik kami harapkan memperhatikan mereka yang kurang terdidik dan kurang cerdas, dan kepada kita semua marilah kita perhatikan saudara-saudari kita yang kurang memperoleh perhatian dalam hidup sehari-hari. Semangat gembala kami harapkan kita hayari bersama-sama, dan tentu saja terutama bagi para pemimpin, yaitu dapat meneladan motto bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro "ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani" (keteladanan, pemberdayaan dan motivasi).

"Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku! Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau.  Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah"

 (Mzm 84:2-6)

Ign 24 Juli 2012


0 komentar: