Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Minggu, 22 Juli 2012

23 Juli


"Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus"

(Mi 6:1-4.6-8; Mat 12:38-42)

" Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!" (Mat 12:38-42), demikian kutipan Warta Gemibira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Dalam kehidupan sehari-hari kita menghadapi aneka macam tanda, baik yang ada di dalam diri kita sendiri maupun diluar diri kita. Tanda-tanda yang ada dalam diri kita, khususnya bagi rekan-rekan perempuan adalah tanda akan menstruasi atau akan hamil, atau entah untuk laki-laki atau perempuan yang sungguh peka terhadap dirinya pada umumnya juga dapat merasakan tanda-tanda akan sakit, misalnya sakit flu. Sedangkan tanda-tanda yang ada diluar diri antara lain rambu-rambu lalu lintas, isyarat-isyarat melalui gerakan anggota tubuh dst… Sebagai orang beriman kita semua diharapkan peka akan aneka tanda atau isyarat atau simbol-simbol, memahaminya serta kemudian menghayati atau melaksanakan apa yang dimaksudkannya, agar kita tidak dinilai sebagai orang-orang jahat. Dalam warta gembira hari ini Yesus mengetengahkan tanda Yunus, dimana Yunus pernah berada di dalam perut ikan selama tiga hari dan dapat keluar dari perut ikan dengan selamat. Tanda Yunus tidak lain adalah menunjuk atau mengindikasikan pada Yesus yang wafat di kayu, dimakamkan dan pada hari ketiga dibangkitkan dari mati. Sebagai orang Katolik atau Kristen kita sering membuat tanda salib, semoga hal ini tidak hanya menjadi kebiasaan yang tak berarti atau bermakna, tetapi kita sungguh menghayati maksud atau tujuan membuat tanda salib. Bukankah dengan membuat tanda salib berarti kita akan melakukan segala sesuatu atas nama dan demi Yang Tersalib alias hidup dan bertindak dengan meneladan cara hidup dan cara bertindak Yang Tersalib, dan pada waktunya mempersembahkan diri secara total kepada Tuhan melalui pelayanan bagi sesamanya?

·   "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mi 6:8). Kita semua, sebagai orang-orang beriman, dipanggil untuk "berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah". Keadilan yang paling dasar adalah hormat terhadap harkat martabat manusia, menjunjung tinggi harkat martabat manusia dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun. Maka hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita jangan pernah melecehkan harkat martabat manusia dalam bentuk apapun. Kita juga dipanggil untuk hidup setia dan rendah hati. Maka entah panggilan, tugas, fungsi, kewajiban kita apa pun kami harapkan kita semua setia melakukan atau menghayatinya. Sebagai orang yang terpanggil, entah menjadi imam, bruder atau suster dan suami-isteri, kami harapkan setia pada panggilan dan tidak pernah melakukan perselingkuhan atau penyelewengan dalam bentuk apa pun. Memang kita dapat berlaku adil dan setia perlu hidup dengan rendah hati, sebagai keutamaan yang paling dasar dan paling utama. Rendah hati pada masa kini antara lain dapat kita hayati dengan tidak mengeluh atau menggerutu sedikitpun ketika kita menghadapi tantangan, masalah atau kesulitan dalam hidup sehari-hari. Pertama-tama kami harapkan kita tidak mudah mengeluh atau menggerutu atas makanan dan minuman yang disediakan bagi kita untuk kita nikmati, asal makanan dan minuman tersebut sehat. Jika dalam hal makanan dan minuman kita tidak mudah mengeluh atau menggerutu, maka kiranya kita memiliki kemampuan untuk tidak mengeluh atau tidak menggerutu ketika dalam kehidupan sehari-hari harus mengahadapi tantangan, masalah atau kesulitan besar sebagai akibat kesetiaan dan usaha berlaku adil.

"Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!" Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim.  Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku? Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu"

 (Mzm 50:5-6.8-9)

Ign 23 Juli 2012


0 komentar: