"Pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat"
(1Raj 2:1-4.10-12; Mrk 6:7-13)
"Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka" (Mrk 6:7-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Cirikhas rasuli, sebagai yang diutus, menandai semua umat beragama, yaitu diutus untuk mewartakan iman kepercayaannya dengan harapan banyak orang bertobat, memperbaharui diri terus menerus untuk semakin berbakti kepada Tuhan. Dalam warta gembira hari ini dikisahkan para rasul yang dipanggil berdua-dua oleh Yesus dan diberi kuasa atas roh-roh jahat alias dipanggil untuk mengusir roh-roh jahat. Mereka tidak diperbolehkan membawa perbekalan sebagaimana layaknya orang bepergian, melainkan hanya alas kaki saja. Hal ini kiranya dimaksudkan bahwa dalam melaksanakan tugas untuk mengusir roh jahat hendaknya dengan senjata cara hidup atau cara bertindaknya, dengan kata lain dengan kesaksian iman. Kesaksian iman memang merupakan bentuk atau cara utama dan pertama yang tak tergantikan oleh cara apapun. Sebagai orang beriman, entah agamanya apapun, kita semua dipanggil untuk bersaksi tentang iman kita, yang menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak. Maka marilah kita mawas diri: apakah cara hidup dan cara bertindak kita memikat, mempesona dan menarik orang lain untuk bertobat, meninggalkan aneka kejahatan yang telah dilakukannya. Apakah kehadiran dan sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun membuat lingkungan hidup semakin nyaman dan enak untuk didiami, dan mereka yang berada dalam lingkungan hidup tersebut sungguh hidup dijiwai oleh imannya? Kalau Yesus mengutus berdua-dua, kiranya dimaksudkan ada kerjasama dalam melaksanakan tugas pengutusan, saling membantu dan mengingatkan di dalam perjalanan melaksanakan tugas pengutusan atau menghayati panggilan.
· "Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya" (1Raj 2:3), demikian pesan Daud kepada Salomo, anaknya, ketika saat kematian Daud semakin mendekat. Pesan terakhir orangtua kepada anaknya, itulah yang terjadi. Apa yang dilakukan oleh Daud tersebut kiranya juga sering dilakukan oleh orangtua kita masing-masing, entah pada saat-saat terakhir akan dipanggil Tuhan atau dalam kesempatan lain. Pada umumnya anak-anak akan merasa terikat dan harus melaksanakan pesan-pesan terakhir orangtua, dan rasanya isi pokok pesan orangtua tidak jauh dari atau sama dengan pesan Daud kepada Salomo di atas. Maka baiklah pesan Daud di atas kita jadikan pegangan atau tuntunan hidup dan kerja kita sehari-hari. Marilah kita "hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuanNya", yang antara lain dapat kita jumpai dalam aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Kami harapkan masing-masing dari kita membaca dan meresapi kembali aturan atau tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing: pelajar/mahasiswa, pekerja/pegawai, umat beragama, suami-isteri, imam, bruder, suster, dst… Sebagai tanda atau gejala bahwa kita semua taat dan setia pada kehendak Tuhan sebagaimana tertulis dalam aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, antara lain tertib di jalanan, mentaati aturan-aturan berlalu lintas. Tertib dan teratur berlalu-lintas hemat saya merupakan cermin kwalitas hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya" (1Taw 29:10-12)
Jakarta, 4 Februari 2010
0 komentar:
Posting Komentar