"Pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
(1Raj 11:4-13; Mrk 7:24-30)
"Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar." (Mrk 7:24-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan 'Hari Orang Sakit Sedunia' hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Mereka yang sedang menderita sakit hemat saya karena pengaruh 'setan/roh jahat', entah yang secara langsung mempengaruhi pasien yang bersangkutan atau melalui orang lain. Maka untuk menyembukan mereka yang sedang menderita sakit baiklah kita meneladan perempuan Yunani, bangsa Siro-Fenisia, yang memohon Yesus, Tuhan, untuk mengusir setan dari anaknya. Memang sedikit banyak atau sebenarnya seseorang menderita sakit karena pengaruh lingkungan hidupnya, sesama dan saudara-saudarinya yang kurang atau tidak beriman, maka proses penyembuhan pasien hendaknya dimulai dari mereka yang merasa sehat alias keluarga pasien. Keluarga atau saudara-saudari dari pasien yang bersangkutan mungkin tidak sakit secara phisik, tetapi sedang menderita sakit secara spiritual (sakit hati atau sakit jiwa dan sakit akal budi). Meneladan perempuan Yunani, sebagaimana diwartakan dalam Injil hari ini, berarti lebih banyak berdoa atau meningkatkan dan memperdalam hidup doa, sehingga semakin mempersembahkan atau menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Kita, yang merasa sehat, dengan rendah hati mohon penyembuhan sakit hati, sakit jiwa atau sakit akal budi kita. Kami percaya ketika keluarga pasien atau saudara-saudari pasien sungguh sehat dan segar bugar secara phisik dan spiritual, maka proses penyembuhan pasien akan berjalan lancar, mereka yang sakit segera sembuh. Pada 'Hari Orang Sakit Sedunia' ini hendaknya kita semua mawas diri: apakah saya sedang menderita sakit (sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh), dan sekiranya sedang menderita sakit, marilah dengan rendah hati kita mohon penyembuhan dari Tuhan melalui saudara-saudari atau sesama kita, marilah kita saling mengasihi dan mengampuni dalam proses saling menyembuhkan.
· "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu" (1 Raj 11:11), demikian firman Tuhan kepada Salomo, yang telah melakukan kejahatan bersama dengan isteri-isterinya. Aneka macam bentuk kejahatan memang akan berdampak atau berbuahkan perpecahan atau permusuhan; berbagai perpecahan atau permusuhan dipicu oleh kejahatan atau dosa. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk mawas diri perihal kehidupan atau kerja bersama kita, entah di dalam keluarga/komunitas, masyarakat, tempat kerja, hidup beragama, dst.. Apakah kebersamaan sungguh dijiwai oleh persaudaraan sejati, sehingga kebersamaan tersebut memikat, menarik dan mempesona bagi orang lain? Ataukah dalam kebersamaan hidup dan kerja kita ada sesuatu yang kurang nyaman, sarat dengan ketegangan, nampak damai bagaikan dua rel yang tak pernah bersinggungan, dst..?; jika demikian adanya berarti setan atau roh jahat hidup dan berkarya dalam pribadi-pribadi yang barada di dalam kebersamaan hidup atau kerja tersebut. Marilah kita kembali ke perjanjian-perjanjian yang telah kita ikrarkan, karena segala perpecahan atau permusuhan dipicu oleh ketidak-setiaan atau ketidak-taatan pada perjanjian. Sebagai yang telah dibaptis kami harapkan kembali ke janji baptis, sebagai suami-isteri kami harapkan kembali ke janji perkawinan, sebagai pelajar atau pekerja kami harapkan kembali ke janji pelajar atau pekerja, sebagai pejabat kami harapkan kembali ke sumpah jabatan, dst.. Damai, kesejahteraan dan keselamatan akan menjadi nyata ketika semua pihak setia dan taat melaksanakan tugas pengutusan masing-masing dan menghayati janji yang pernah diikrarkan.
"Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu! Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu, perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu," (Mzm 106:3-4)
Jakarta, 11 Februari 2010
0 komentar:
Posting Komentar