Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Minggu, 02 Oktober 2011

4 Okt


"Marta engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara"
(Yun 3:1-10; Luk 10:38-42)

" Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di
sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di
rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria.
Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata:
"Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku
melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan
menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan
banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih
bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Luk
10:38-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Fransiskus
dari Assisi hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:
•        St.Fransiskus dari Assisi antara lain dikenal sebagai anak orang
kaya raya, yang meninggalkan keluarga dan kekayaannya serta kemudian
hidup miskin meneladan Yesus miskin dalam hal harta benda atau uang.
Harta benda atau uang memang menimbulkan banyak perkara di dunia ini,
serta membuat sibuk orang tanpa kendali sehingga mudah mengeluh dan
menggerutu ketika kurang diperhatikan atau dihargai seperti Marta.
Hidup miskin yang dihayati Fransiskus dari Assisi merupakan
penghayatan penyerahan diri kepada Penyelenggaraan Ilahi, dimana ia
tidak hidup dan bertindak dengan mangandalkan diri pada harta benda
atau uang, melainkan kehendak Tuhan atau Penyelenggaraan Ilahi.
Keutamaan atau kaul kemiskinan adalah 'benteng dan ibu' hidup beriman
atau berkaul membiara, maka ketika 'benteng kropos' atau 'tidak
mengasihi ibu' berarti telah penghayatan iman atau kaul hidup
membiara. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita sekalian
untuk senantiasa hidup sederhana serta tidak bersikap mental
materialistis. Kami berharap kepada segenap imam maupun anggota
lembaga hidup bakti, khususnya para pengikut St.Fransiskus dari
Assisi, dapat menjadi teladan dalam hidup sederhana; marilah meneladan
Maria yang "telah memilih bagian terbaik", yang bagi kita berarti
senantiasa mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi dalam hidup
sehari-hari, dan secara konkret juga hidup rendah hati serta terbuka
terhadap kebaikan atau belas kasih dan perhatian orang lain.
•       "Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka
berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah
karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia
pun tidak jadi melakukannya" (Yun 3:10). "Berbalik dari tingkah laku
yang jahat" alias bertobat atau memperbaharui diri itulah yang
hendaknya kita hayati atau laksanakan. Maka dengan ini kami mengajak
dan mengingatkan kita semua untuk meninggalkan aneka kejahatan,
khususnya pada masa ini, yang mendesak dan up to date, ialah korupsi.
Tindakan korupsi merupakan pembusukan lingkungan hidup atau hidup
bersama maupun pribadi, maka para koruptor berarti busuk. Saya
perhatikan tindakan korupsi di negeri kita ini justru masih marak di
lingkungan departemen yang seharusnya membina rakyat untuk bermoral
atau berbudi pekerti luhur, yaitu 'Departemen Agama dan Departemen
Pendidikan', maka tidak mengherankan bahwa korupsi masih marak di
negeri ini atau bahkan semakin tumbuh subur. Maka kepada mereka yang
berkarya di lingkungan dua departemen ini, sejak dari pusat sampai
daerah, saya ajak untuk meninggalkan tindakan korupsi sedikitpun.
Memang akhirnya saya mengajak dan mengingatkan para orangtua atau
bapak-ibu keluarga untuk membiasakan dan membina anak-anaknya tidak
korupsi sedikitpun di dalam keluarga dan tentu saja dengan teladan
konkret dari para orangtua. Didiklah dan dampingilah anak-anak untuk
hidup sederhana dengan teladan konkret anda sebagai orangtua. Saya
juga berharap kepada para tokoh agama maupun guru/pendidik juga dapat
menjadi teladan dalam hidup sederhana dan tidak melakukan korupsi
sedikitpun. Korupsi telah menimbulkan aneka macam bentuk malapetaka
dan pemborosan waktu dan tenaga dari orang-orang baik di negeri ini.
Waktu dan tenaga diboroskan untuk memberantas korupsi sehingga tiada
waktu dan tenaga lagi untuk usaha pembangunan hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Lebih mengerikan lagi usaha pemberantasan
korupsi dikacau oleh orang-orang berduit dan berkuasa, antara lain
dengan membelokkan perhatian rakyat ke perkara lain, misalnya
kerusuhan agama yang dibuatnya.
'Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan,
dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada
suara permohonanku. Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat
kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu
ada pengampunan" (Mzm 130:1-4a)
Kepada para pengikut St.Fransiskus Assisi, kami ucapkan "SELAMAT PESTA"

Ign 4 Oktober 2011

0 komentar: