Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 04 Januari 2011

5 Jan - 1Yoh 4:11-18; Mrk 6:45-52

"Aku ini jangan takut"

(1Yoh 4:11-18; Mrk 6:45-52)

 

"Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil." (Mrk 6:45-52), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Berbagai tantangan, masalah, hambatan atau tugas pekerjaan berat sering membuat kita was-was atau takut menghadapinya; kita takut jika gagal dan dengan demikian hancurlah diri kita. Warta Gembira hari ini mengajak dan mengingatkan kita untuk melihat dan mengimani kehadiran serta karya Tuhan dalam aneka peristiwa, masalah, tantangan atau hambatan yang ada di depan kita. "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" demikian sabda Yesus kepada para murid yang ketakutan ketika dalam pelayaran di danau mereka di ombang-amibingkan ombak. Mereka takut karena hati mereka degil atau kerdil. Kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup sehari-hari antara lain dapat kita lihat dan imani dalam apa atau siapa yang baik, indah, luhur dan mulia atau dalam diri sesama kita yang berkehendak baik. Kami percaya bahwa yang baik, indah, luhur dan mulia lebih banyak daripada yang tidak baik, kotor, amburadul atau jorok/jahat. Pertama-tama marilah kita mawas diri kita masing-masing bahwa masing-masing dari kita adalah juara atau pemenang, yang telah mengalahkan saingan berjumlah jutaan lainnya (ingat ada juta sel/sperma yang berebut satu telor dan hanya satu yang menang, akhirnya bersatu dengan telor dan jadilah anak manusia, antara lain diri kita masing-masing). Dengan kata lain hendaknya masing-masing dari kita juga senantiasa berkehendak baik, karena dengan demikian berarti kita bersama dan bersatu dengan Tuhan: bersama dan bersatu dengan Tuhan kita mampu mengalahkan atau mengatasi aneka macam hambatan, masalah, tantangan atau pekerjaan berat.


·   "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1Yoh 4:18), demikian peringatan atau kesaksian Yohanes. Masing-masing dari kita adalah kasih atau yang terkasih, dan hanya dapat tumbuh serta berkembang sebagaimana adanya saat ini karena dan oleh kasih. "Di dalam kasih tidak ada ketakutan, kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan". Dalam diri kita hendaknya jangan ada ketakutan sedikitpun. Orang yang takut pada umumnya rentan terhadap aneka macam jenis virus atau penyakit dan dengan demikian mudah jatuh sakit. Dengan kata lain mereka yang mudah jatuh sakit hemat saya ada ketakutan di dalam dirinya, entah takut dilecehkan, takut kurang diperhatikan, takut kehilangan sesuatu dst.. Jika kita takut, maka kinerja syaraf dan metabolisme darah dalam keadaan prima, sehingga otak sadar kita baik adanya alias encer atau segar, sehingga dapat memerintahkan otak bawah sadar kita dengan baik. Otak bawah sadar kita tebentang dalam seluruh anggota tubuh kita, dan senantiasa mentaati perintah otak sadar atau pikiran kita. Maka baiklah hendaknya kita senantiasa memikirkan apa yang baik, indah, luhur dan mulia, sehingga anggota-anggota tubuh kita melakukan apa yang baik, indah, luhur dan mulia. Untuk mengokohkan atau memperteguh kasih dan ketidak-takutan kita, marilah kita imani pendampingan Tuhan melalui malaikat-malaikatnya, malaikat pelindung yang senantiasa melindungi dan menyertai dimanapun kita berada atau kemanapun kita pergi. Dalam kasih dan ketidak-takutan kita akan dapat berpikir luas serta kemudian dengan jernih dapat menentukan apa yang sebaiknya harus kita lakukan. Kami berharap kepada para orangtua atau bapak-ibu dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam hidup saling mengasihi serta tidak takut terhadap apapun atau siapapun di dalam hidup sehari-hari. Biarlah anak-anak belajar mengasihi dan tidak takut menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan dari orangtua atau bapak-ibu.

 

"Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin" (Mzm 72:10-13).

Jakarta, 5 Januari 2011


0 komentar: