"Ia melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu"
(1Yoh 3:23-4:6; Mat 4:12-17.23-25)
"Waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, -- bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan" (Mat 4:12-17-23-25), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Karya penyelenggaraan Ilahi atau rahmat Allah antara lain terwujud dalam berbagai bentuk penyembuhan segala penyakit dan kelemahan manusia: yang sakit disembuhkan dan yang lemah dikuatkan. Maka baiklah kita imani dan hayati bahwa kita dapat sehat wal'afiat, segar bugar dan kuat/tahan terhadap aneka macam tantangan, hambatan atau masalah merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada kita. Dengan kata lain marilah sebagai orang beriman kita hayati rahmat Allah tersebut, sehingga mau tak mau kita juga dipanggil untuk melenyapkan segala penyakit dan kelemahan saudara-saudari kita di dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Marilah kita lihat, perhatikan dan sembuhkan saudara-saudari kita yang sedang menderita sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi maupun sakit phisik/tubuh. Demikian juga mereka yang lemah entah secara spiritual, material, sosial, emosional maupun intelektual hendaknya kita kuatkan. Memang untuk itu kita harus berani berkorban dan berjuang, antara lain dengan 'berjalan berkeliling di lingkungan hidup atau tempat kerja' kita, sebagaimana dilakukan oleh Yesus, dan ketika menjumpai mereka yang sakit atau lemah segera kita sembuhkan atau kuatkan. Selain berkorban tenaga maupun waktu, kita hendaknya juga berani berkorban harta benda atau uang. Memang salah satu bentuk utama dari perwujudan cintakasih adalah boros waktu dan tenaga bagi yang terkasih, maka mengasihi yang sakit dan lemah berarti berani memboroskan waktu dan tenaga bagi mereka.
· "Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka." (1Yoh 4:4-5) . Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita sebagai orang beriman berasal dari Allah, diciptakan oleh Allah dan hanya dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya saat ini karena dan oleh Allah. Memang kita hidup di dunia dan berpartisipasi dalam seluk-beluk atau hal ihwal duniawi setiap hari, namun demikian kita diharapkan tidak bersikap mental materialistis atau duniawi. Marilah kita fungsikan aneka macam harta duniawi sebagai sarana untuk memuji, menghormati, memuliakan dan mengabdi Allah di dalam hidup sehari-hari; kita hayati kesibukan duniawi kita bagaikan sedang beribadat kepada Allah. Dengan rendah hati kita dengarkan harapan, dambaan atau suka-duka saudara-saudari kita sebagai bisikan kehendak Allah untuk kita tanggapi; kita imani berbagai pertumbuhan dan perkembangan aneka ciptaan Allah merupakan karya Allah atau penyelenggaraan Ilahi. Roh Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, maka mau tak mau kita harus hidup dan bertindak sesuai dengan dorongan Roh Allah, yang menghendaki kita untuk pergi dan menghasilkan buah-buah Roh seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Biarlah karya Allah atau penyelenggaraan Ilahi menjadi nyata atau terwujud dalam aneka keutamaan sebagai buah-buah Roh dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Jika kita sungguh hidup dan bertindak karena atau oleh Roh Allah, maka banyak orang akan tergerak mendatangi kita untuk untuk minta aneka bantuan guna 'melenyapkan aneka penyakit dan kelemahan' yang sedang mereka derita atau alami.
"Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar " (Mzm 2:7-8.10-11)
Jakarta, 3 Januari 2011
0 komentar:
Posting Komentar