Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 04 Juni 2010

5 Juni - 2Tim 4:1-8; Mrk 12:38-44

"Janda ini memberi dari kekurangannya"

(2Tim 4:1-8; Mrk 12:38-44)

 

"Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (Mrk 12:38-44), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St. Bonifasius, uskup dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Dari berbagai pengalaman dan pengamatan saya apa yang disabdakan Yesus bahwa "Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan" sungguh up to date dan nyata juga pada masa kini. Melayani mereka yang kaya dan berduit sungguh melelahkan dan penuh perhitungan, karena mereka begitu rewel dan menuntut, dan setelah menerima pelayanan pun sering lupa mengucapkan terima kasih, sebaliknya melayani mereka yang miskin dan berkekurangan enak adanya dan sungguh bahagia menerima ucapan terima kasih mereka. Ucapan terima kasih dari yang miskin dan berkekurangan bukan basa-basi dan sungguh keluar dari hati, bahkan saya berkali-kali mengalami hal konkret, misalnya: orang kaya itu memberi stipendium lebih kecil daripada yang miskin. Sabda Yesus hari ini mengingatkan kita semua bahwa berbagai jenis harta benda yang kita miliki dan kuasai pada saat ini adalah anugerah Allah, yang kita terima melalui mrreka yang telah berbuat baik kepada kita atau membantu kita, maka hendaknya juga difungsikan sesuai kehendak Allah. Kehendak Allah terhadap harta benda duniawi adalah demi kesejahteraan seluruh umat manusia, dan harta benda pada dasarnya bersifat sosial. Semakin memiliki banyak harta benda hendaknya semakin sosial, bersyukur dan berterima kasih -> mewujudkan syukur dan terima kasih dengan membantu mereka yang miskin dan berkekurangan. Memberi yang baik adalah memberi dari kekurangan kita, memberi dari kelimpahan berarti membuang sampah alias menjadikan orang lain yang menerima pemberian kita sebagai tempat sampah dan dengan demikian melecehkan yang lain, seperti orang-orang Farisi yang melecehkan orang-orang miskin.

·   "Kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat" (2Tim 4:5-6), demikian pesan Paulus kepada Timoteus.  Memberitakan Injil atau kabar baik serta menunaikan tugas pelayanan dengan baik pada masa kini tentu akan mengalami aneka macam bentuk penderitaan. Penderitaan yang lahir dari kesetiaan pada panggilan dan tugas pengutusan adalah jalan keselamatan atau kebahagiaan sejati, maka hendaknya sabar dalam penderitaan. "Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan dan masalah" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Menghayati kesabaran pada masa kini sungguh penting sekali dan mendesak untuk disebarluaskan, mengingat dan memperhatikan semakin merosotnya keutamaan kesabaran bagi banyak orang. Sadar atau tidak sadar sarana komunikasi seperti HP membuat kita kurang sabar, mengapa? Terbiasa dilayani segera itulah pengalaman berkomunikasi dengan HP alias tak pernah diitunda atau dikecewakan. Dengan kata lain yang bersangkutan senantiasa ingin didahulukan, dan dengan demikian pasti tidak sabar mengalami aneka derita yang dapat muncul setiap saat. Generasi muda kurang atau tidak sabar menghadapi rangsangan seks dan dengan mudah mengadakan hubungan seks diluar atau sebelum menikah. Pengalaman tersebut jelas akan mendorong orang semakin tidak sabar dalam kehidupan yang lain.

 

"Aku datang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan ALLAH, hendak memasyhurkan hanya keadilan-Mu saja! Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib  Aku pun mau menyanyikan syukur bagi-Mu dengan gambus atas kesetiaan-Mu, ya Allahku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi, ya Yang Kudus Israel" (Mzm 71:16-17.22)

 

Jakarta, 5 Juni 2010


0 komentar: