Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Kamis, 03 Juni 2010

4 Juni - 2Tim 3:10-17; Mrk 12:35-37

"Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat"

(2Tim 3:10-17; Mrk 12:35-37)

 

"Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat" (Mrk 12:35-37), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Di Bait Allah Yesus mengajar perihal DiriNya sebagai Penyelamat Dunia, Allah yang menjadi Manusia dan tinggal di tengah-tengah kita. Ia menjelaskan bahwa DiriNya adalah pemenuhan janji Allah, sebagaimana pernah dijanjikan kepada tokoh-tokoh umat Allah perjanjian lama seperti Daud. Para ahli Taurat mengatakan bahwa Yesus, Mesias adalah anak Daud, sedangkan Daud sendiri dalam Roh Kudus menyatakan bahwa Dia adalah Tuannya. Suatu pengajaran yang memang sulit dimengerti dan hanya dalam dan oleh iman pengajaran tersebut dapat dimengerti dan diterima. Marilah kita tidak terjebak pada apa yang diajarkan Yesus tersebut, melainkan menempatkan diri sebagai 'orang banyak yang mendengarkan Dia dengan penuh minat'. Pengajaran macam itu atau yang sejenis dapat terjadi di dalam kotbah-kotbah pada ibadat/misa hari Minggu atau di sekolah-sekolah, dimana pengkotbah atau pengajar menyampaikan hal-hal baru dan sulit, berbelit-belit. Sebagai pendengar kita diharapkan mendengarkan dengan penuh minat dan rendah hati. Jika kita dengan penuh minat dan rendah hati mendengarkan, maka kami percaya kita dapat mengerti dan menerima aneka pengajaran baru yang sulit. Marilah kita perdalam dan kembangkan keutamaan 'mendengarkan' dalam hidup kita sehari-hari; ingat dan hayati bahwa indera pendengaran adalah indera yang pertama kali berfungsi dalam diri kita, sejak masih di dalam rahim ibu/bayi kita sudah dapat mendengarkan. Kita dengarkan ajaran atau kehendak Tuhan yang menjadi nyata dalam ciptaan-ciptaanNya di dunia ini, entah dalam binatang, tumbuh-tumbuhan/tanaman maupun manusia serta suasana atau iklim kehidupan.

·   "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Tim 3:15-16). Sejak kecil kita dituntun, diajar, dididik dan diperbaiki dengan penuh cintakasih oleh orang-orang yang mengasihi kita, terutama orangtua atau ibu kita masing-masing. Kita diarahkan menuju ke kebenaran dan keselamatan sejati. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mengenangkan kembali aneka pengajaran, didikkan, tuntunan serta nasihat yang telah kita terima melalui orangtua kita masing-masing ketika kita masih kecil dan tinggal bersama dengan orangtua. Sebagai contoh saya pribadi senantiasa terkesan pada kata-kata orangtua saya ketika saya masih kecil, yang berkata "Barang katon wae ora biso nggarap, ojo maneh sing ora katon" (= Yang kelihatan saja tidak dapat mengerjakan, apalagi yang tidak kelihatan). Di balik kata-kata tersebut tersirat ajakan atau nasihat agar kami bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan apapun yang dibebankan kepada kita. Kami percaya anda masing-masing tentu memiliki pengalaman yang sangat mengesan, entah berupa perilaku atau kata-kata, dari orangtua anda masing-masing, maka ingatlah dan kenangkan. Sebagai orang beriman atau beragama kiranya masing-masing dari kita juga terkesan pada salah satu ayat atau perikop dari Kitab Suci, sebagaimana terjadi dan dihayati oleh para santo atau santa, maka cecaplah ayat atau perikop yang mengesan tersebut. Kita mungkin juga terkesan pada tokoh-tokoh hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti para pahlawan, baiklah kita kenangkan apa yang mengesan dari mereka.  Kutipan surat Paulus kepada Timoteus di atas mengingatkan kita semua pentingnya sering membaca dan menerungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci kita masing-masing; maka jika memiliki kitab suci jangan hanya dijadikan hiasan belaka, melainkan bacalah, renungkan, cecaplah apa yang tertulis di dalam kitab suci tersebut.

 

"Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka. Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu. Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu" (Mzm 119:165-166.168)

 

Jakarta, 4 Juni 2010


0 komentar: