"Semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar."
(Yer 20:10-13; Yoh 10:31-42)
"Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah -- sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan --, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya" (Yoh 10:31-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· "Lihatlah Anak domba Allah!" (Yoh 1:36), demikian kata Yohanes Pembaptis kepada para murid, di tepi sungai Yordan. Yohanes mengatakan kepada mereka bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi Manusia, turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia. Beberapa tokoh orang-orang Yahudi tidak percaya akan hal itu, maka ketika Ia menyatakan diri sebagai Allah, mereka ingin melempari Yesus sampai mati alias membunuhNya. Tetapi banyak orang semakin percaya kepadaNya, yaitu rakyat biasa yang memang lebih terbuka pada Penyelenggaraan Ilahi daripada para tokoh. Maka marilah kita mawas diri: melalui aneka pengalaman perjalanan hidup iman kita sampai kini, apakah saya semakin beriman, semakin meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus, ataukah semakin menjauh dari Tuhan alias semakin kafir. Kami berharap kita semua melalui berbagai pengalaman semakin beriman, semakin mempercayakan diri pada Penyelenggaraan Ilahi. Kami berharap kita siap sedia untuk memasuki Pekan atau Minggu Suci untuk mengenangkan kisah puncak iman kita, kisah Sengsara dan Wafat serta Kebangkitan Yesus. Kami berharap kita semua semakin siap sedia untuk menjadi pelaksana-pelaksana kehendak atau perintah Tuhan dalam dan melalui hidup dan sepak terjang kita sehari-hari. Semoga melalui cara hidup dan cara bertindak kita juga semakin banyak orang tergerak untuk semakin beriman, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan.
· "TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan" (Yer 20:11), demikian keyakinan iman Yeremia yang sedang diancam oleh musuh-musuh atau lawan-lawannya. Mungkin saat ini anda juga sedang mengalami atau menghadapi ancaman dalam penghayatan iman; jika memang demikian marilah menyatukan diri pada sikap Yeremia. Percayalah dan imanilah bahwa jika kita senantiasa bersama dan bersatu dengan Tuhan pasti akan mampu mengalahkan atau mengatasi aneka ancaman, godaan dan hambatan, yang lahir dari 'setan'. Tuhan adalah mahasegalanya, maka bersama dan bersatu dengan Tuhan alias hidup baik dan berbudi-pekerti luhur kita pasti akan mampu mengatasi berbagai rintangan, ancaman, godaan dan rayuan yang ingin merongrong kesetiaan kita pada iman, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka baiklah kita juga meningkatkan dan memperdalam hidup rohani atau hidup doa kita masing-masing, serentak menghayati bahwa hidup kita ini adalah anugerah Tuhan (kita dapat hidup dan tumbuh berkembang seperti saat ini karena Tuhan). Tanpa Tuhan kita tak mungkin hidup, tumbuh berkembang sebagaimana adanya saat ini. Marilah hidup dan bertindak dijiwai syukur dan terima kasih atas segala anugerah dan kasih karunia Tuhan, yang telah dilimpahkan kepada kita melalui mereka yang telah berbuat baik dan mengasihi kita.
"Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku!Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah TUHAN, seruku; maka aku pun selamat dari pada musuhku. Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya." (Mzm 18:2-7)
Jakarta, 26 Maret 2010
0 komentar:
Posting Komentar