"Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku kamu mengenal juga BapaKu."
(Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62; Yoh 8:12-20)
"Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar." Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku. Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku." Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba" (Yoh 8:12-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Ketegangan antara Yesus dan orang-orang Farisi yang tidak percaya kepadanya semakin panas, dan mereka ingin menangkapNya tetapi tak mungkin "karena saatNya belum tiba". Mereka tidak percaya dan mengenal Yesus sebagai Mesias, maka semakin Yesus menyatakan jati DiriNya mereka semakin tidak tahu. Maka baiklah kita mawas diri "apakah kita mengenal Yesus dan Bapa di sorga". Mengenal Yesus berarti bergaul akrab denganNya, dan karena Dia Allah maka bagaimanapun juga kita akan dikuasaiNya, serta mau tidak mau harus mentaati sabda-sabdaNya dan meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Dengan mengenalNya kita hidup dan berjalan di dalam terang, sehingga melalui cara hidup dan cara bertindak kita dapat menerangi mereka yang barada di dalam kegelapan. Kita adalah saksi-saksi Yesus, Sang Terang Dunia sejati. Menjadi saksi terang berarti senantiasa mewartakan kebenaran-kebenaran, maka untuk itu mau tidak mau pasti akan menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah dari mereka yang kurang atau tidak beriman. Kita diharapkan menyikapi segala sesuatu tidak menurut ukuran manusia, melainkan menurut ukuran Tuhan, tidak hanya berhenti pada ukuran manusia, melainkan sampai ke yang ilahi/spiritual. Maka dengan ini kami mengingatkan kita semua: marilah kita hidup dan bertindak sesuai dengan spiritualitas atau charisma pendiri oorganisasi atau paguyuban kita, entah sebagai imam, bruder, suster atau awam. Secara umum, sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus diharapkan semakin kristiani, sehingga dengan dan dalam semangat iman kristiani kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
· "Maka berseru-serulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya"(Dan 13:60-61). Dengan cerdas dan berani Daniel berhasil membongkar kedok dan kebohongan 'kedua orang tua-tua', yang tidak lain adalah tokoh-tokoh hidup bermasyarakat pada zamannya. Daniel berhasil mendobrak kesaksian palsu. Pada masa kini kiranya kita butuh 'Danel-Daniel', orang-orang cerdas dan berani membongkar aneka kepalsuan dan kebohongan yang masih marak di dalam kehidupan bersama. Memang keberanian dan kecerdasan macam itu pada umumnya ada dalam diri para mahasiswa-mahasiswi yang baik, cerdas, jujur dan berani, maka kami berharap rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi atau generasi muda hendaknya tetap cerdas, berani dan rendah hati menyuarakan kebenaran-kebenaran dalam rangka mendobrak kebohongan dan kepalsuan. Secara khusus kami juga berharap semoga di dalam berbagai proses pengadilan yang terjadi sungguh diperjuangkan kebenaran-kebenaran; semoga kebenaran memang atas uang dan kedudukan. Entah para hakim, jaksa maupun pembela kami dambakan sungguh menjadi pejuang dan pembela kebenaran-kebenaran; demikian juga rekan-rekan yang berada di jajaran POLRI. Semoga mereka yang kaya akan uang atau harta benda juga tidak mudah memberi uang pelicin atau sogokan demi keuntungan diri sendiri.
"Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa" (Mzm 23:3b-6)
Jakarta, 22 Maret 2010
0 komentar:
Posting Komentar