Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Senin, 18 Juni 2012

19 Juni


"Haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna"

(1Raj 21:17-29; Mat 5:45-48)

"Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Mat 5:45-48), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Setiap dari kita ketika baru saja dilahirkan ke dunia ini, keluar dari rahim ibu kita masing-masing, dalam keadaan suci dan bersih adanya, memikat, mempesona dan menarik. Namun dalam perjalanan waktu karena pengaruh lingkungan maupun kelemahan dan kerapuhan kita ternyata tambah pengalaman dan usia juga tambah dosa dan kekurangannya, kita menolak kasih Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Yesus bahwa matahari diterbitkan dan hujan diturunkan bagi orang benar dan orang jahat, dalam kenyataan sering orang yang mengaku dirinya benar dan baik anti matahari dan hujan, yang ditandai ada sinar matahari sedikit saja lalu pakai payung dan halaman-halaman rumah dibeton. Bukankah hal ini berarti menolak rahmat dan kehidupan? Orang jahat memang membenci matahari agar kejahatan mereka tak terlihat, namun mungkin mereka mencintai hujan, karena dengan demikian lebih bebas bepergian dan melakukan kejahatan. Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk menjadi sempurna sebagaimana Allah telah menciptakan dan menghendaki kita. Salah satu wujud mengusahakan kesempurnaan hidup antara lain dengan mengasihi siapapun dan apapun yang diciptakan oleh Allah, maupun buah-buah ciptaanNya. Kita juga dipanggil untuk tetap mengasihi mereka yang membenci atau memusuhi kita. Pelatihan yang baik dalam hal ini hemat saya adalah pembiasaan sedini mungkin, sejak bayi, untuk mengkonsumsi aneka makanan dan minuman yang sehat, meskipun tidak enak dan nikmat di lidah. Marilah kita hayati bahwa semua ciptaan lain selain manusia di bumi ini diperuntukkan bagi manusia untuk mengusahakan keselamatan jiwa manusia.

·   "Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya." (1Raj 21:29), demikian firman Allah kepada Elia, perihal Ahab.  Ahab setelah menerima peringatan dan tegoran keras dari nabi Elia, tergerak untuk bertobat, menyadari diri yang berdosa serta mohon kasih pengampunan Allah. Ahab diampuni, namun anak-anaknya tidak menerima kasih pengampunan. Jika dipikirkan hal ini kelihatan bahwa Allah tidak maha pengasih dan pengampun, dan begitulah yang terjadi dalam alam pikiran Perjanjian Lama. Pendosa besar akan diampuni namun dampak dari dosa-dosanya ternyata sudah melebar atau mempengaruhi anak-anak beserta orang-orang di lingkungan hidupnya, yang kiranya mereka tidak menyadari sebagai yang telah berdosa. Dengan kata lain hal ini merupakan peringatan bagi kita semua, para pemimpin, atasan atau orangtua, dan khususnya orangtua. Dalam kenyataan sering kita dengar bahwa orangtua/ibu yang kena penyakit HIV maka ketika memiliki anak secara otomatis anak kena penyakit HIV yang tak tersembuhkan. Penyakit inilah yang tak mungkin disembuhkan, dan mungkin orangnya bertobat atau baik-baik saja, tetapi warisan HIV tak dapat disingkirkan dari dirinya. Secara khusus kami mengingatkan mereka yang mungkin suka berselingkuh alias ganti pasangan dalam hubungan seksual atau pergi ke pelacuran: ingatlah virus HIV mengancam anda, dan jika anda terjangkit virus tersebut serta kemudian mengadakan hubungan seksual dengan pasangan hidup anda, maka pasangan hidup anda kena virus HIV, demikian juga anak yang akan dilahirkan, yang tak mungkin disembuhkan. Hemat saya tidak hanya dalam hal virus HIV, tetapi juga dalam cara hidup dan cara bertindak: cara hidup dan cara bertindak orangtua sangat berpengaruh pada cara hidup dan cara bertindak anak-anaknya, maka kami harapkan para orangtua memiliki cara hidup dan cara bertindak yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur.

"Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat" (Mzm 51:3-6a)

Ign 19 Juni 2012        


0 komentar: