"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
(Ul 26:16-19; Mat 5:43-48)
(Ul 26:16-19; Mat 5:43-48)
" Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkatah kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Mat 5:43-48), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Dalam dialog atau percakapan antar umat beragama se wilayah Kedu-Jawa Tengah yang diselenggarakan selama tiga hari di Hotel Trio-Magelang bulan September 2011 yang lalu ada seorang peserta yang mengangkat-angkat perihal 'perang salib', seraya membeberkan bahwa hal itu yang membekas di kalangan sementara umat Islam kurang bersahabat dengan atau bahkan memusuhi umat Kristen/Katolik. Saya pribadi heran dan bertanya-tanya mengapa peristiwa yang terjadi nun jauh di sana sekian tahun yang lalu masih begitu membekas, padahal mereka sebenarnya tidak tahu persis apa yang terjadi pada waktu itu. Maka ketika saya memperoleh giliran sebagai pembicara, saya pertama-tama mengangkat sabda Yesus, sebagaimana menjadi judul refleksi hari ini yaitu "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu". Memang kita semua pasti memiliki musuh-musuh, yaitu apa-apa saja yang tidak sesuai dengan selera pribadi dan ada kemungkinan juga apa-apa yang tidak kita ketahui dan tidak kita alami sendiri. Makanan,minuman, cuaca, pekerjaan, sesama manusia, binatang, tanaman atau harta benda dapat menjadi musuh-musuh kita. Sebagai orang beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk mengasihi musuh dan mendoakan mereka yang menganiaya atau mempersulit jalan hidup, tugas dan fungsi kita. Jika merasa masih berat untuk mengasihi secara konkret dengan bertatap muka, baiklah kita doakan dahulu. Dalam doa akhirnya kita akan memperoleh keberanian dan kekuatan untuk mengasihi musuh-musuh kita. Apa yang diajarkan oleh Yesus memang sungguh berat, namun mulia sekali, maka marilah kita saling membantu dan mengingatkan agar kita senantiasa hidup saling mengasihi dan mengampuni dimana pun dan kapan pun.
• "Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya." (Ul 26:16-17). Kita semua diingatkan dan diajak untuk senantiasa dengan setia melakukan ketetapan dan peraturan, yang berlaku serta terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka baiklah saya mengajak dan mengingatkan kita semua selama masa Prapaska ini baiklah jika kita baca dan renungkan ketetapan dan peraturan sebagaimana tertulis di dalam Konstitusi, Pedoman Hidup, Anggaran Dasar, Aneka Keputusan dan Kebijakan dst… Alangkah baiknya jika dokumen-dokumen tersebut menjadi bacaan rohani harian selama masa Prapaska ini. Dengan kata lain saya mengajak kita semua untuk 'back to the basic', jati diri kita masing-masing sebagai umat beriman, beragama, imam, bruder, suster, anggota Lembaga Hidup Bakti, Anggota organisasi, dst.. Kami percaya bahwa yang mendasari cara hidup yang telah kita pilih dan geluti sampai kini sungguh mulia, baik dan luhur, yang mengarahkan dan menuntun kita agar kita semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin suci, semakin baik, semakin berbudi pekerti luhur. Marilah kita baca dan dengarkan dengan rendah hati aneka ketetapan dan peraturan yang terkait dengan panggilan, hidup dan tugas pengutusan kita masing-masing. Jika kita sungguh membaca dan mendengarkan dengan rendah hati, kami percaya kita akan tergerak untuk melaksanakan atau menghayati ketetapan dan peraturan tersebut. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa keunggulan hidup beriman atau beragama terletak pada penghayatan atau pelaksanaan, bukan wacana atau omongan.
"Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!" (Mzm 119:1-2.4-5)
Ign 3 Maret 2012
0 komentar:
Posting Komentar