"Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan"
(Im 19:1-2.11-18; Mat 25:31-36)
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku" (Mat 25:31:36), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Masa Prapaskah kiranya juga masa untuk meningkatkan atau memperdalam perbuatan baik kepada sesama, terutama mereka yang miskin dan berkekurangan. Warta Gembira hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk berbuat baik kepada mereka yang lapar, haus, terasing, telanjang, sakit dan terpenjara, entah itu secara phisik maupun spiritual. Maka marilah kita perhatikan saudara-saudari di lingkungan hidup atau kerja kita: mereka yang miskin dan berkekurangan. Dengan kata lain marilah kita tunduk, melihat ke bawah, untuk mengorbankan sebagian kekayaan, waktu dan tenaga kita bagi mereka yang lapar, haus, terasing, telanjang, sakit atau terpenjara. Jika kita tidak memiliki harta benda atau uang untuk disumbangkan kepada mereka, baiklah kita mendoakan mereka. Ingatlah dan hayati bahwa segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan nikmati sampai saat ini merupakan anugerah Allah yang kita terima melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan, membantu dan mengasihi kita, maka selayaknya kita fungsikan untuk berbuat baik kembali kepada mereka yang miskin dan berkekurangan tersebut. "Compassion" atau kepedulian bagi sesama terutama mereka yang miskin dan kekurangan merupakan salah satu cirikhas hidup beriman. Kita hayati iman kita dengan kepedulian bagi saudara-saudari kita yang miskin dan berkekurangan. Memberi dan berkorban bagi mereka yang miskin dan berkekurangan merupakan kebahagiaan tersendiri, yang tak terlupakan. Kita berantas dan musnahkan aneka macam bentuk egois yang merusak dan menghancurkan hidup bersama.
• "Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah TUHAN. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan, tetapi engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran. Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN" (Im 19:11-18). Kutipan dari Kitab Imamat ini hemat kami cukup jelas: suatu perintah moral yang hendaknya kita laksanakan atau hayati. Maka marilah mawas diri: kecurangan atau kejahatan macam apa yang masih atau sering kita lakukan untuk kita perbaiki, dan kemudian bertobat alias tidak melakukannya kembali. Kita semua mendambakan hidup mulia kembali di sorga setelah meninggal dunia atau mati, maka baiklah kita segera bertobat dan memperbaharui diri. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat atau memperbaharui diri.
"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya" (Mzm 19:8-10)
Jakarta, 14 Maret 2011
0 komentar:
Posting Komentar