Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Rabu, 01 September 2010

2 Sept - 1Kor 3:18-23; Luk 5:1-11

"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

(1Kor 3:18-23; Luk 5:1-11)

 

"Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus." (Luk 5:4-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   "Kwantitas atau kwalitas, jumlah atau mutu", itulah dua pilihan yang saling bertolak belakang. Memilih kwantitas atau jumlah ada kecenderungan tidak berkwalitas atau tidak bermutu, sedangkan memilih kwalitas atau mutu berarti harus selektif dan dengan demikian tidak mungkin semuanya dipilih. Sebagai contoh: jumlah mata pelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia hemat saya terlalu banyak alias menekankan jumlah yang harus diberikan atau diajarkan sehingga berat bagi para peserta didik untuk menerima dan menguasainya dengan benar dan utuh. Dengan kata lain apa yang dipelajari dan diajarkan asal diajarkan atau dipelajari, tetapi tidak merasuk dalam hati, jiwa dan pikiran alias kurang mendalam. "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan", demikian sabda Yesus. Sabda ini mengajak  dan memanggil kita semua untuk lebih mengutamakan kwalitas/mutu daripada kwantitas/jumlah. Dalam karya pendidikan atau sekolah-sekolah misalnya, hendaknya mata pelajaran yang utama dan umum diajarkan dan dipelajari secara mendalam atau bermutu, yaitu: bahasa, matematika, phisika dan biologi. Ketika murid/pelajar unggul atau berkwalitas dalam empat mata pelajaran utama tersebut hemat saya dengan mudah mereka mempelajari mata pelajaran tambahan lainnya dan mungkin akan lebih 'auto-didak', tentu saja juga tidak boleh dilupakan pembinaan kepribadian murid atau pelajar untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi yang baik, cerdas beriman. Marilah kita kerjakan atau laksanakan tugas pekerjaan atau kewajiban utama kita masing-masing dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilkan buah-buah yang berkwalitas.

·   "Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat." (1Kor 3:18). Apa yang dikatakan oleh Paulus ini hemat saya benar adanya. Perhatikan saja perkembangan dan pertumbuhan teknologi, buah karya manusia yang berhikmat, yang pada akhirnya menghancurkan dunia ini, antara lain pemanasan global. Terobosan pemakaian aneka sarana-prasarana dengan bahan utama plastic, yang oleh dunia atau orang-orang bersikap mental materialistis dinilai praktis, efisien dan efektif, namun yang benar juga adalah penghancuran tanah, yang pada gilirannya merancuni manusia, entah melalui air yang diminum maupun aneka jenis makanan yang disantap. Aneka jenis makanan dan minum dalam kemasan kaleng atau plastik, yang didengung-dengungkan tahan lama alias tak mudah busuk, nampak logis dan berhikmat, namun yang benar adalah meracuni tubuh kita. "Kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah" (1Kor 3:23), demikian peringatan Paulus  Kita semua adalah milik Allah, maka diharapkan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah, misalnya mengikuti proses kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan yang normal sesuai Penyelenggaraan Ilahi. Dengan kata lain kami harapkan jauhkan aneka intervensi medis atau teknologi atau obat untuk mempercepat perptumbuhan dan perkembangan. Siapapun yang mengikuti proses yang baik dan benar pasti akan tumbuh berkembang sebagai pribadi yang handal, cerdas beriman, tangguh, tahan terhadap aneka godaan dan rayuan untuk berbuat jahat. Ingat dan sadari bahwa yang organik yang sehat dan menyelamatkan, misalnya aneka jenis buah, sayuran, biji-bijian seperti padi, jagung, dst..

.

"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu" (Mzm 34:2-6).

    

Jakarta, 2 September 2010

         


0 komentar: