"Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya."
(Est 4:10a.10s-12.17-19; Mat 7:7-12)
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Mat 7:7-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Selama masa Prapaskah atau Tobat kita diharapkan untuk mawas diri perihal hidup doa kita atau cara kita berdoa. Kebanyakan dari kita pada umumnya ketika berdoa berarti mengajukan permohonan-permohonan kepada Tuhan; memang ada permohonan yang bersifat egois sehingga tak dikabulkan dan orang yang bersangkutan kemudian putus asa tidak berdoa lagi. Dalam Warta Gembira hari ini kita diingatkan bahwa ketika kita mengajukan permohonan dalam doa kepada Tuhan hendaknya mohon apa yang baik, dan apa yang baik senantiasa berlaku secara universal atau umumnya, dimana saja dan kapan saja serta bagi siapapun juga. Apa yang baik antara lain adalah keselamatan jiwa atau hidup beriman sesuai dengan kehendak Tuhan alias setia dan taat melaksanakan perintah-perintah atau kehendak Tuhan, antara lain sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Ketika kita mengajukan pada umumnya juga disertai kesiap-sediaan untuk menerima apa yang dimohon, maka mohon setia dan taat pada kehendak Tuhan berarti serentak siap-sedia untuk melaksanakan kehendak Tuhan, dan dengan demikian permohonan segera menjadi kenyataan alias terkabul. Dalam Warta Gembira hari ini kiranya kita juga diingatkan dan diajak untuk senantiasa memberi apa yang baik kepada orang lain. Jika kita mawas diri secara jujur dan benar kiranya kita telah menerima apa yang baik secara melimpah ruah dari orang lain yang telah mengasihi kita, maka marilah kita teruskan atau salurkan apa yang baik yang telah kita terima tersebut kepada saudara-saudari kita. Dengan kata lain marilah kita saling berbuat baik, saling memperbaiki atau mempertobatkan dengan rendah hati dan penuh cintakasih.
· "Pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya"(Est 4:17). Pesan Ester kepada Morekhai adalah "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."(Est 4:16). Berpuasa, bermatiraga atau lakutapa demi keselamatan jiwa, itulah yang diperbuat oleh Mordekhai. Marilah kita mawas diri dengan jujur dan benar: apakah jiwa saya selamat? Dengan jujur dan rendah hati kiranya kita semua harus mengakui dan menghayati bahwa jiwa kita belum selamat sebagaimana diharapkan, maka selayaknya kita berpuasa, matiraga atau lakutapa sesuai dengan situasi dan kemungkinan yang ada. Matiraga atau lakutapa antara lain berarti mengendalikan raga atau anggota-anggota tubuh sedemikian rupa sehingga bergerak atau berfungsi sesuai dengan kehendak Tuhan, yang berbuahkan apa yang baik dan menyelamatkan jiwa. Marilah kita mawas diri: anggota tubuh kita yang mana yang harus kita kendalikan dengan sungguh-sungguh, agar tidak mengganggu hidup keimanan kita!. Taat dan setia melaksanakan aneka macam aturan dan tatanan hidup bersama hemat kami juga membutuhkan matiraga atau lakutapa. Hidup teratur sesuai dengan tuntutan hidup sehat juga membutuhkan matiraga atau laku tapa, maka kami mengajak dan mengingatkan: siapapun yang pada saat ini merasa tidak sehat secara phisik berarti tidak teratur dalam hidup, antara lain kurang berolahraga/gerak badan, makan sesuai dengan pedoman 'empat sehat limpa sempurna', kurang istirahat dst.. Ingat ketika phisik atau tubuh sakit ada kecenderungan untuk mudah sakit hati atau sakit jiwa alias marah-marah pada sesamanya, dan dengan demikian melecehkan atau merendahkan yang lain.
"Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku."(Mzm 138:1-3)
Jakarta, 25 Februari 2010
0 komentar:
Posting Komentar